Selasa, 27 November 2012

PENGENALAN BK

PENGENALAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian
Bimbingan atau dalam bahasa inggris gudance dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan
kepada sesorang agar ia mampu memahami diri, menyesuaikan diri, dan mengembangkan diri (3 M) sehingga mencapai kehidupan yang sukses dan bahagia. (W.S Winkel )

Sedangkan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara oleh seorang konselor atau tenaga ahli terhadap individu guna mengatasi suatu masalah atau mengoptimalkan potensi yang dimiliki
.
Kegiatan bimbingan konseling mencakup 4 bidang :

1. Bidang Pribadi
Layanan bimbingan diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadi sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri. Di bidang ini juga membahas masalah-masalah pribadi.

2. Bidang Sosial
Layanan bimbingan diberikan kepada siswa untuk mengenal lingkungannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

3. Bidang Belajar
Layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik. Selain itu bidang belajar ditujukan untuk mengembangkan lebih lanjut rasa ingin tahu dan memunculkan semangat dan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

4. Bidang Karier
Layanan bimbingan kepada siswa yang merencanakan dan mengembangkan masa depan, berkaitan dengan dunia pendidikan dan dunia kerja

Jenis layanan bimbingan konseling mencakup 7 aspek, yaitu :

1. Layanan Orientasi
Layanan diberikan pada siswa untuk dapat lebih mengenal lingkungan sekolah yang baru dimasuki.

2. Layanan Informasi
Layanan yang diberikan pada siswa guna memberikan informasi kepada siswa tentang berbagai hal yang diperlukan untuk tugas dan kegiatan sekolah.

3. Layanan Penempatan Penyaluran
Membantu dalam menempatkan siswa pada bagian yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

4. Layanan Pembelajaran
Membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan penuh makna.

5. Layanan Konseling Individu
Tatap muka antara konselor dan klien → dalam rangka pemecahan masalah pribadi yang bertujuan memaksimalkan poteni diri untuk dapat hidup mandiri dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.

6. Layanan Konsling Kelompok
Layanan konseling yang diberikan secara berkelompok yang memiliki masalah yang sama dalam rangka pemecahan secara bersama – sama.

7. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan yang diberikan kepada sekelompok siswa yang baik yang memiliki masalah ataupun tidak.

Fungsi BK secara umum

1. Fungsi pencegahan (preventif ) yaitu pemberian batuan kepada siswa sebelum ia mengadapi persoalan.
2. Fungsi pengembangan (Development) yaitu proses pemberian bantuan kepada siswa agar ia mampu mengembangkan diri secara optimal.
3. Fungsi penyembuhan (Curative) yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa ada saat ia mengalami masalah.
4. Fungsi pemeliharaan (treatment) yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa untuk menjaga dan membangun kesehatan mental.
Karakteristik BK Tujuannya
Prof Prayitno dan Erman Amti mengetengahkan pandangan merkeka tentang karakter Bimbingan, yang meliputi :

• Bimbingan merupakan suatu proses
• Bimbingan mrupakan pemberian bantuan
• Bimbingan diberikan kepada individu baik secara perorangan mapun berklompok.
• Pemecahan dan keputusan atas masalah merupakan hak yang harus dilakukan oleh klien bukan oleh konselor.
Sedangkan ciri umum konseling adalah :
Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi melalui komunikasi langsung.
Model interaksi di dalam konseling terbatas pada dimensi verbal.
Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama ddan terarah dalam pencpaian tujuan.

Konselor menerima klien tanpa syarat atau apa adanya.
Selanjutnya tujuan dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri adalah :
• Pengembanagan diri secara optimal
• Arah diri yang sepenuhnya
• Memahami diri
• Membuat keputusan
• Penyesuian
• Belajar yang optimum di sekolah

Dan dapat disimpulkan bahwa inti dari layanan BK adalah pengembanagan diri, mengatasi maslah hanya sebagian kecil saja dari proses bimbingan. Misi utama BK adalah menjadikan kulitas hidup seseorang lebih bernilai mendapatkan kesejahteraan jiwa dan sukses dalam mengoptimalkan kemampuan diri pribadi guna keberhasilan hidupnya dan dalam mengahadapi masalah.


Sabtu, 10 November 2012

Usaha Guru, Dalam Mengatasi Anak Bermasalah

USAHA GURU DALAM MENGATASI
ANAK YANG BERMASALAH DALAM BELAJAR
 

I. PENDAHULUAN
Mengajar itu memang rumit. Bukan saja guru harus tahu banyak tentang bahan pelajaran dan menguasainya, tetapi juga harus faham tentang murid-muridnya dan proses belajar-mengajar. Kecuali itu guru juga harus memiliki atau mengembangkan bakat untuk mengajar – suatu aspek seni. Bukan saja guru harus mengajar di depan kelas, tetapi juga menyiapkan dan mendesain bahan pelajaran, memberikan tugas-tugas, menilai proses dan hasil belajar murid, merencanakan kegiatan-kegiatan lain dan menegakkan disiplin. Disamping itu guru harus menyimpan dan memelihara catatan-catatan tentang muridnya, mengatur dan mengelola kelas, mengembangkan kegiatan-kegiatan belajar, berbicara kepada orang tua murid dan bahkan melakukan kegiatan bimbingan dan konselling bagi murid-muridnya.
Mengajar ialah melatih keterampilan, menyampaikan pengetahuan, membentuk sikap dan memindahkan nilai-nilai. Mengajar adalah membuat perubahan pada diri murid. Mengajar dapat dilakukan dengan cara ceramah, persuasi, demonstrasi, membimbing dan mengarahkan usaha dan aktifitas murid atau dengan kombinasi cara tersebut. Mengajar dapat hanya melibatkan pengetahuan dan keterampilan guru sendiri atau dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah disiapkan oleh pihak lain seperti film, perangkat komputer, manusia sumber aau kombinasi antara bakat, keterampilan dan pengetahuan yang telah dimiliki murid.

II. MENGAJAR
Mengajar dikatakan efektif apabila meliputi tiga langkah, yaitu langkah sebelum mengajar, langkah pelaksanaan mengajar, dan langkah sesudah mengajar. Langkah sebelum mengajar, meliputi,  menentukan tujuan pengajaran, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Langkah pelaksanaan mengajar, langkah ini berupa pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk membawa murid mencapai tujuan pengajaran. Langkah ini meliputi komunikasi, kepemimpinan, motivasi dan kontrol (pembinaan disiplin dan pengelolaan). Langkah sesudah mengajar langkah ini berupa pengukuran dan penilaian hasil mengajar sehubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan guru sebelum mengajar. Dari proses penilaian ini dapat diketahui efektif tidaknya proses mengajar, tepat tidaknya tujuan pengajaran, seberapa tinggi tingkat kesiapan murid, tetap tidaknya strategi mengajar yang digunakan dan bahkan derajat relevansi dan ketepatan  prosedur penilaian yang ditempuh.

III. PERANAN GURU
Peranan guru yang dianggap penting adalah :
1)       Guru sebagai Pembuat keputusan
Guru harus selalu membuat keputusan-keputusan bahan pelajaran dan metode mengajar. Keputusan-keputusan ini didasarkan atas banyaknya factor seperti bahan inti yang harus diajarkan, kemampuan murid dan apa yang diperlukan olehnya dan tujuan yang akan dicapai.
2)       Guru sebagai motivastor
Murid tidak berhasil dengan sendirinya, melainkan dengan peran guru sebagai motivator. Ada beberpa pelajaran yang di sampaikan guru tidak menarik minat dan perhatian murid. Memulai memngajar dengan penuh semangatpun tidak merupakan jaminan bahwa minat dan konsentrasi murid dapat berlangsung lama.
Banyak keputusan yang dibuat guru berpengaruh terhadap motivasi murid. Cara memberikan nilai misalnya, dapat mendorong murid belajar lebih giat atau malah menjadikannya putus asa. Bahkan pelajaran yang dipilih yang sejalan dengan minat dan kemampuan murid dapat membantu mendorong mereka belajar. Maslahnya ialah bagaimanakah guru dapat mempertahankan minat dan perhatian murid selama proses belajar mengajar berlangsung.
3)       Guru sebagai Menejer
Waktu yang di pergunakan guru untuk berinteraksi secara verbal dengan murid rata-rata antara 20 sampai 30persen setiap harinya. Selebihnya di pergunakan untuk kegiatan pengelolaan, seperti supervisi, organisasi pelajarn,menyiapkan ujian, memeriksa dan menilai pekerjaan murid, menghadiri rapat, mengadakan pertemuan dengan orang tua murid dan sebagainya.

4)       Guru sebagai pemimpin
Meskipun guru harus menangani kebutuhan murid orang perorang, tetapi kenyataannya jarang berbuat demikian. Mengajar nyatanya adalah memimpin sekelompok murid. Guru yang efektif adalah pemimpin yang efektif, yaitu memanfaatkan potensi kelompok untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan individual. Dalam peranannya sebagai pemimpin kelompok, guru diharapkan menjadi wasit, pelerai kecemasan, detektif, pencegah timbulnya perasaan bermusuh dan frustasi, teman dan orang kepercayaan, pengganti orang tua, sumber kasih saying dan pemberi semangat.
5)       Guru sebagai konselor
Sebagai konselor, guru harus menjadi pengamat yang peka terhadap tingkah laku dan gerak gerik murid. Guru harus berusaha memberikan tanggapan yang konstruktif apabila murid mengalami kelesuan dalam belajar. Dia harus tahu apabila ada murid perlu dikonsultasikan kepada ahli kesehatan mental misalnya. Disetiap kelas tidak jarang murid mengadukan persoalan pribadinya kepada guru.
6)       Guru sebagai insinyur  atau perekayasa lingkungan
Guru diharapkan menjadi desainer yang dapat menata ruang kelas dengan baik sehingga menimbulkan suasana belajar yang kondusif.. Bukankah penataan ruangan kelas dapat membantu atau mengganggu proses belajar ? Perubahan  tata ruang kelas itu  mungkin saja tidak menyolok, seperti menggantungkan gambar di depan kelas atau menyuruh murid duduk dalam posisi lingkaran untuk keperluan diskusi dan sebagainya.
7)       Guru sebagai Model
  Guru juga berperan sebagai model atau contoh bagi muridnya. Gairah murid terhadap suatu mata pelajaran timbul karena pelajaran itu diberikan oleh guru yang penuh gairah dengan menggunakan metode demonstrasi. Sebaliknya gairah terhadap suatu mata pelajaran memudar karena mata pelajaran itu diberikan dengan metode ceramah yang gersang. Dengan demikian guru tersebut dengan sengaja berperan sebagai model. Demonstrasi dalam mata pelajaran fisika, kimia dan kesejahteraan keluarga adalah contah permodelan langsung (direct modeling). Tetapi dalam banyak hal yang lain, guru tidak begitu menyadari peranannya sebagai model. Sebagai contoh, guru selalu berperan sebagai model dalam mendemonstrasikan cara berfikir memecahkan masalah. Apabila guru dapat melibatkan muridnya berfikir melalui berbagai macam alternatif pemecahan masalah, besar kemungkinan muridnya menjadi sadar bahwa mereka mampu memecahkan masalah dalam berbagai macam situasi.

IV. PROBLEM-PROBLEM YANG DIHADAPI GURU
Semakin meluasnya tujuan pendidikan, maka akan semakin menambah beban tanggung jawab guru dan menimbulkan problem serius bagi pelaksanaan oekerjaannya. Adapun factor penyebab timbulnya kesulitan yang dihadapi guru di dalam kelas dan pada situasi lain di sekolah adalah sebagai beikut :
1)       Kurang memadainya pengetahuan guru tentang murid
2)       Kurang memadainya apresiasi guru terhadap tujuan asasi pendidikan.
3)       Kurang terampil melakukan diagnosis
4)       Tidak pandainya guru menggunakan metode mengajar yang baik dan cara yang mengelola kelas.
Tetapi secara fundamental, problem yang dihadapi guru meruapakan akibat dari :
1)       Sikap pribadi dan sikap social yang tidak konstruktif
2)       Kurang percaya pada diri sendiri.
3)       Emosi yang tidak stabil.
Kecakapan mengajar yang efektif dan sikap yang baik tidaklah diperoleh secara kebetulan saja. Pengalaman kerja mungkin merupakan factor yang penting, tetapi bertahun-tahun mengajar bisa saja malah menambah rumit kesulitan terdahulu keculi apabila guru dipersiapkan dengan baik sebelumnya.

V. KESULITAN BELAJAR ANAK
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit mengadakan konsentrasi.
Demikian antara lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap murid dalam proses belajar mengajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar murid. Dalam keadaan murid tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut “kesulitan belajar”
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan factor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh factor non intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Karena itu, dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada murid, maka guru perlu memahami masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.
Faktor penyebab kesulitan belajar
1)       Faktor Intern
2)       Faktor External
Faktor intern, disebabkan oleh dua hal, Pertama sebab yang bersifat fisik, yaitu (1) karena sakit (2) karena kurang sehat (3) karena cacat tubuh. Kedua sebab kesulitan belajar karena rohani, yaitu (1) Intelegensi (2) Bakat (3) Minat (4) Motifasi (5) factor kesehatan mental (6) tipe khusus seorang murid.
Faktor external, disebabkan oleh tiga hal, Pertama Faktor Keluarga, yaitu (1) factor orang tua (2) Suasana rumah/keluarga (3) keadaan ekonomi keluarga. Kedua Faktor Sekolah, yaitu  (1) guru (2) factor alat (3) Kondisi gedung (4) kurikulum (5) waktu sekolah dan disiplin kurang. Ketiga  Faktor Mass Media dan lingkungan social, yaitu TV, Surat Kabar Majalah, Buku Komik, teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat.
      
VI. ANAK BERMASALAH
Seorang murid dikategorikan sebagai anak yang bermasalah apabila ia menunjukkan gejala penyimpangan perilaku yang lazim di lakukan oleh anak-anak pada umumnya. Penyimpangan perilaku ada yang sederhana ada juga yang ekstrim. Penyimpangan perilaku yang sederhana, misalnya mengantuk, suka menyendiri, terlambat datang. Sedangka ekstrim adalah sering membolos, memeras teman, tidak sopan.

VII. MENGENAL MURID YANG BERMASALAH BELAJAR
Beberapa gejala pertanda adanya kesulitan belajar antara lain :
1)       Menunjukkan prestasi yang rendah/di Bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas
2)       Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.
3)       Lambat melaksanakan tuga-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal latihan dsb.
4)       Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura dusta, dll.
5)       Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, misalnya mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.

VIII. USAHA MENGATASI ANAK BERMASALAH
Secara sistematis, langkah-langkah yang perlu diambil dalam usaha mengatasi anak bermasalah adalah :
1)       Memanggil dan menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang
2)       Dengan wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukan sebab-sebab utama yang menimbulkan masalah.
3)       Memahami keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya
4)       Menunjukkan cara penyelasaian masalah yang tepat untuk di renungkan oleh anak kemudian untuk dikerjakannya.
5)       Menemukan segi-segi kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisisr guru megatasi kekurangannya
6)       Menanamkan nilai-nilai spritual yang benar.

Selasa, 06 November 2012

Cara Bergaul Dengan Sahabat Dengan Baik

Cara Bergaul Dengan Baik

Cara Bergaul Dengan Baik :
1. Menghargai Orang lain Kita sebagai Manusia Yang hidup saling membutuhkan harus bisa menghargai segala bentuk apapun yang ada pada orang lain. Baik itu masalah pendapat, keahlian, maupun sifat dan pribadi dirinya. Jangan sampai keluar kata-kata yang bisa menyinggung orang lain. Kalo kamu mau dihargai oleh orang lain. 
2. Bercanda Memang benar bercanda adalah sesuatu yang asyik pada diri Manusia, Tapi jangan sampai kita Over Low dalam bercanda sama orang lain dan kita harus melihat situasi orang yang mau kita ajak bercanda apakah memungkinkan apa nggak untuk di ajak bercanda. Kalo pun dia sedang dihadapi dengan kesulitan yang sangat berat kita harus bisa membuat dia tertawa, tersenyum dan merasa nyaman bila berada di samping kita meskipun dalam keadaan yang segmenting mungkin.

3. Menjadi Orang Yang di Percaya Kalo kita di Percaya oleh Teman/Orang lain, itu bukanlah sesuatu Yang Baik buat kita, emang bisa dipercaya oleh teman bisa membuat kita senang, senang karena dipercaya oleh orang lain. Tapi yang membuat kita rada susah yaitu apakah kita bisa menjaga kepercayaan yang di berikan oleh orang lain kepada kita?? Jadi, agar kita bisa memelihara kepercayaan itu salah satu caranya ialah Jangan biasakan menjadi mulut Ember, dan berpikir rahasia orang lain adalah rahasia kita juga. 

4. Menjadi Teman Yang bisa diandalkan Nah ini dia.. apakah kita sudah bisa menjadi teman Yang baik? Apakah kita sudah pantas di sebut sebagai seorang teman yang bisa diandalkan? Bisa diandalkan oleh oranglain bila mereka mendapatkan hal yang sangat sulit. Untuk menjadi teman yang bisa diandalkan memang susah susah Gampang. Cara Gampangnya ialah.. cukuplah memenuhi kriteria yang telah disebutkan diatas, yaitu : Kita bisa menghargai Orang Lain, bisa membuat Teman tersenyum dalam keadaan apapun mekipun dalam keadaan yang sangat genting, Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Teman/Orang.


Sabtu, 03 November 2012

Pelaksanaan BK untuk SMA


Guru BK ku, adalah Ibu dan temanku
Mad Berawi, S.Pd

KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN LAINNYA

  1. DEFINISI KONSELING
Menurut Pietrofesa, Leonard, dan Hoose dalam Andi Mappiare AT merumuskan definisi konseling harus mengandung unsur-unsur:
  1. Suatu proses
  2. Adanya seseorang yang dipersiapkan secara profesional
  3. Membantu orang lain
  4. Untuk memahami diri, pembuatan keputusan, dan pemecahan masalah
  5. Pertemuan “dari hati ke hati” antar manusia
  6. Hasilnya sangat tergantung pada kualitas hubungan.


  1. KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
Dalam jalur pendidikan formal terdapat berbagai layanan yang berfungsi untuk menunjang kualitas pendidikan para peserta didik serta memberi kemudahan bagi mereka untuk mengikuti proses pendidikan di sekolah. Semua layanan tersebut berada dalam naungan program bimbingan dan konseling. Layanan program bimbingan dan konseling yang paling utama adalah layanan konseling, namun ada juga beberapa layanan yang tidak kalah pentingnya yaitu, layanan orientasi, layanan informasi, layanan bimbingan penempatan dan penyaluran serta masih banyak lagi layanan lainnya. Meskipun layanan konseling merupakan layanan utama dari program bimbingan dan konseling, namun tetap saja layanan konseling sangat berhubungan dan terkait dengan jenis-jenis layanan BK lainnya serta juga memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Kali ini sebagai contoh yang akan dibahas adalah kaitan layanan konseling dengan layanan orientasi, informasi, serta layanan bimbingan penempatan dan penyaluran.

  1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dikoordinir guru BK atau konselor dengan bantuan semua guru dan wali kelas dengan tujuan mengorientasikan (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa dari situasi lama ke situasi baru sehingga mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri. Layanan ini biasanya dilakukan pada awal program pelajaran baru. Materi orientasi biasanya mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib sekolah. Dari sini tampak bahwa layanan orientasi mengenalkan segala sesuatu yang ada di sekolah termasuk juga mengenalkan program bimbingan dan konseling.
Layanan orientasi dan layanan konseling ini mempunyai keterkaitan satu sama lain bahkan mempunyai hubungan timbal balik. Bisa dikatakan melalui layanan orientasi inilah siswa dapat mengetahui seluk beluk mengenai program bimbingan dan konseling. Karena para peserta didik memang belum pernah mengenal program tersebut sebelumnya, sehingga dengan adanya layanan orientasi ini para peserta didik menjadi tahu makna, tujuan dan fungsi adanya layanan konseling. Sebaliknya, layanan konseling ini juga membantu keberhasilan dalam layanan orientasi. Biasanya meskipun layanan orientasi telah diberikan, tetap saja masih ada sebagian siswa baru yang belum begitu mengerti mengenai materi yang diberikan dalam layanan orientasi. Dalam hal inilah layanan konseling mempunyai peran yang sangat besar untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa yang belum mengerti tentang materi layanan orientasi sebelumnya dapat mengikuti layanan konseling, karena melalui pertemuan langsung dengan konselor tersebut mereka dapat lebih memahami layanan orientasi yang diberikan. Selain itu dalam layanan konseling, layanan orientasi yang diberikan lebih luas wilayah cakupannya bukan saja mengenai sekolah namun juga berbagai hal yang diperlukan oleh siswa.
Layanan konseling dan layanan orientasi ini juga memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan kedua layanan ini terletak pada faktor tujuan pelayanan dan tempat pelayanannya. Tujuan pelayanan yang dimaksud adalah sama-sama bertujuan agar siswa dapat memahami dan menyesuaiakan diri dengan lingkungan yang baru terutama lingkungan sekolah. Untuk tempat pelaksanaan sama-sama diberikan di lingkungan sekolah. Perbedaanya meliputi jumlah siswa, waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan. Biasanya pada layanan orientasi diberikan kepada sejumlah besar peserta didik atau satu kelas, sedangkan pada layanan konseling terdiri dari satu atau beberapa peserta didik saja. Untuk waktu pelaksanaan, layanan orientasi diberikan hanya saat tahun ajaran baru saja dan layanan konseling dapat diberikan kapan saja disaat peserta didik membutuhkannya. Pelaksana kegiatan kedua layanan ini pun berbeda, jika layanan orientasi dapat dalakukan oleh siapa saja yang sangat mengenal seluk beluk sekolah, sedangkan layanan konseling hanya diberikan oleh guru BK saja.

  1. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang bertujuan memberikan informasi tentang berbagai hal yang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik). Biasanya berupa papan pengumuman, majalah sekolah, website sekolah, dan lain-lain. Seperti juga layanan orientasi, layanan informasi ini pun memiliki keterkaitan dengan layanan konseling. Karena dalam layanan informasi ini, biasanya juga memuat berbagai informasi yang bermanfaat mengenai program bimbingan dan konseling, misalnya mengenai artikel yang ditulis oleh konselor, pengumuman jadwal layanan konseling yang diberikan oleh konselor, layanan konsultasi melalui media informasi sekolah dan lain-lain. Umumnya informasi yang dibutuhkan oleh siswa meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Namun tidak semua informasi tersebut dapat terpenuhi melalui layanan infomasi sekolah. Dalam hal ini, layanan konseling dapat berfungsi sebagai layanan informasi sekolah bahkan informasi yang disampaikan pun lebih mendetail dan tepat sasaran.
Persamaan layanan informasi dan layanan konseling selain pada tujuan pelayanan yaitu terletak pada media penyampaiaannya. Kedua layanan ini sama-sama menggunakan komunikasi langsung maupun tidak langsung. Untuk perbedaan kedua layanan ini sama seperti perbedaan yang dimilki layanan orientasi yang terletak pada faktor pelaksana kegiatan.

  1. Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran
Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran dilakukan untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat/kemampuan dan minatnya. Layanan ini dipimpin oleh konselor. Akan tetapi dapat juga dilakukan oleh wali kelas dengan konsultasi kepala sekolah atau konselor. Dalam kegiatan ini sangat dibutuhkan campur tangan layanan konseling agar bimbingan penempatan dan penyaluran dapat berjalan dengan efektif. Layanan konseling tersebut berupa tes psikologi, pembuatan angket khusus, dan wawancara konseling, karena itu campur tangan konselor tidak dapat dipungkiri. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan penempatan dan penyaluran juga membutuhkan konseling untuk memperoleh hasil yang tepat. Untuk persamaan dan perbedaan yang dimiliki layanan bimbingan dan penempatan, hempir sama dengan persamaan dan perbedaan yang telah disebutkan sebelumnya.



  1. KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
Seperti yang kita ketahui konselor tidak hanya diperlukan pada jalur pendidikan formal saja, tapi juga sangat diperlukan dalam jalur pendidikan non formal. Jalur pendidikan non formal yang kita maksud saat ini adalah lembaga bimbingan belajar. Saat ini lembaga bimbingan belajar banyak bermunculan di tiap kota, bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Hal ini terjadi karena selain faktor seleksi masuk perguruan tinggi ataupun seleksi masuk jenjang pendidikan selanjutnya faktor yang paling utama yaitu berlakunya sistem Ujian Nasional, yang mengakibatkan banyak peserta didik yang takut tidak lulus UAN. Akhirnya banyak siswa beramai-ramai mendaftarkan diri pada lembaga bimbel. Ini berarti lembaga bimbel pun harus berlomba mempromosikan kualitas akademik yang dimiliki mereka.
Untuk menunjang kualitas akademik, tentulah mereka tidak hanya membutuhkan seorang tentor yang berkualitas tapi juga sangat membutuhkan seorang konselor. Ini dikarenakan seorang tentor belum tentu memperhatikan bagaimana dan apa saja keluhan dari peserta didik, apalagi tidak menjamin konselor tersebut ahli dalam bidang konseling. Dalam hal inilah konselor sangat berguna menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Melalui konselor, peserta didik dapat mengonsultasikan permasalahan belajar yang mereka hadapi, apabila mereka tidak cocok dengan tentor yang bertugas mereka dapat membicarakannya pada konselor dan konselor akan menggantinya dengan tentor yang cocok. Selain itu konselor dalam lembaga bimbel ini biasanya bertugas melakukan training motivasi, tes psikologi, pembuatan angket, dan lain-lain. Training motivasi biasanya diberikan pada peserta didik yang akan menempuh ujian, agar mereka tidak lagi mengalami ketakutan dalam melaksanakan ujian, sehingga bisa memndapatakan nilai maksimal.
Peran layanan konseling dalam lembaga pendidikan formal ini tidak begitu berbeda dengan layanan konseling di sekolah. Dengan adanya sebuah layanan konseling di lembaga bimbel tentunya peserta didik pun menjadi lebih percaya pada kualitas lembaga bimbingan belajar. Itu merupakan bukti begitu pentingnya keberadaan sebuah layanan konseling pada sebuah lembaga bimbingan belajar. Dari berbagai penjelasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa layanan konseling tidak hanya berkaitan dengan pendidikan formal saja namun pendidikan non formal juga, seperti contoh pada lembaga bimbel.

  1. KAITAN KONSELING DENGAN PSIKOTERAPI
Para ahli mempunyai beberapa pendapat tentang konseling dengan psikoterapi adalah sama, yaitu sama-sama membantu orang lain. Hanya saja konseling lebih banyak digunakan di kalangan pendidikan , sedangkan psikoterapi digunakan oleh pekerja sosial, psikolog, dan psikiater. Meskipun demikian, ada juga yang menganggap konseling dengan psikoterapi adalah berbeda. Berbagai perbedaan tersebut bersifat permukaan atau hal-hal teknik (superficial), dari pada hal-hal yang mendasar atau penting (substansial).
  1. Persamaan konseling dengan psikoterapi
Pada dasarnya tujuan konseling dengan psikoterapi adalah sama, yaitu eksplorasi diri, pemahaman diri, dan perubahan perilaku. Keduanya mencoba menghilangkan perilaku merusak diri pada konseli/klien. Baik konseling dan psikoterapi menekankan pada perkembangan pembuatan keputusan dan keterampilan pembuatan rencana oleh konseli/klien. Hubungan antara konselor dengan konseli merupakan bagian paling penting dalam konseling dan psikoterapi.
  1. Perbedaan konseling dengan psikoterapi
  1. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan, pendidikan, dan pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih fokus pada konseren atau masalah penyembuhan, penyesuaian, dan pengobatan.
  2. Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedang psikoterapi atas dasar ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi. Perlu ditambahkan bahwa konseling juga memanfaatkan teori kepribadian dan teori psikologi lainnya, tetapi bukan sebagai dasar kerjanya, melainkan hanya sebagai alat bantu dalam memahami individu.
  3. Konseling dan psikoterapi berbeda dalam tujuan dan caranya dalam mencapai tujuan. Tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis mencakup “pembedahan psikis” dan pembedahan otak. Sedang konselor berurusan dengan identifikasi dan pemgembangan kekuatan-kekuatan positif pada individu. Hal ini dilakukan dengan membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi secara sempurna.
  4. Penekanan pada perbedaan subyek, konseling lebih menekankan pada hal-hal yang sadar dan masa kini, sedangkan terapi pada masa yang lalu.
  5. Sifat gangguan yang ditangani konseling dan psikoterapi juga berbeda. Konseling lebih pada masalah-masalah yang membutuhkan pemecahan. Sedang psikoterapi menangani masalah disfungsi atau gangguan emosional yang parah.

  1. KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN PENGOBATAN ALTERNATIF ( DALAM AGAMA ISLAM )
Di kalangan masyarakat terpelajar sudah dikenal adanya layanan konseling, karena memang profesi konselor dapat dengan mudah ditemui di daerah perkotaan. Orang terpelajar secara sadar mencari solusi problemnya dengan mencari konselor, sementara orang awam tidak tahu persis apa problemnya, dan tak tahu juga harus kemana. Namun demikian bukan berarti masyarakat awam tidak mengenal layanan konseling yang bernuansa psikologi. Di kalangan masyarakat pedesaan, orang yang mengalami problem kejiwaan biasanya pergi kepada kyai. Bahkan saat ini bukan masyarakat awam saja, namun masyarakat perkotaan juga ada yang menggunakan layanan yang disebut pengobatan alternatif ini.

Dalam layanan ini biasanya kyai memberikan layanan yang bernuansa psikologis, tetapi bukan berbasis psikologi, yakni berbasis akhlak dan tasauf. Sebagaimana diketahui dalam sejarah keilmuan Islam tidak muncul ilmu semacam psikologi yang berbicara tentang tingkah laku. Jiwa dalam sejarah keilmua Islam dibahas dalam ilmu akhlak dan ilmu tasauf. Apa yang dilakukan oleh para kyai barangkali memang tidak “ilmiah”, tetapi tak terbantah justru banyak yang bernilai tepat guna, karena memang tidak dipungkiri bahwa kita juga membutuhkan layanan yang bernuansa religi. Hingga hari ini masih banyak orang mencari pengobatan alternatif setelah gagal menjalani terapi modern melalui konselor psikologi.

Dengan penjelasan sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa layanan konseling juga memiliki keterkaitan dalam layanan pengobatan alternatife. Memang sebuah layanan konseling seharusnya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya. Namun dalam hal ini kyai pun bisa disebut sebagai orang yang ahli dalam bidang keagamaan, dan juga memiliki ilmu psikologi yang berdasarkan kitab suci dan hadist. Sehingga layanan yang dilakukan oleh kyai ini pun bisa disebut konseling. Yang membedakan hanyalah jika pada layanan yang diberikan oleh konselor berdimensi horizontal, sedangkan layanan yang diberikan kyai berdimensi vertikal dan horizontal.





DAFTAR PUSTAKA


Gunawan, Yusup. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Mappiare, Andi AT. 2006. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta