Kamis, 22 Agustus 2019

Wawancara Konseling


Identitas Siswa

Nama               : M. Rizki Syahputra

Kelas                : XII IPS2

Nama Orang Tua

Ayah                 : Dini Saputra

Ibu                    : Fitri Heni

Masalah

- Meninggalkan Pelajaran tanpa izin guru mata pelajaran

- Makan dikantin waktu pelajaran berlangsung

- Pelajaran Sosiologi jam ke 1 & 2


Rabu, 21 Agustus 2019

KeDisiplin siswa

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh dalam melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya atau dengan kata lain suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan tanggung jawab sudah seharusnya dilakukan. Misalnya, bagi seorang siswa mempunyai tanggung jawab yang harus dilakukan di Sekolah seperti setiap hari siswa datang tepat waktu dan selalu mengumpulkan tugas tepat waktu. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa disiplin seorang siswa memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa tersebut, karena disiplin siswa memberikan dampak terhadap proses pendidikan yang diikuti oleh siswa dalam kelas. Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah. Akan tetapi realita saat ini disiplin siswa di Sekolah sangat jauh dari yang diharapkan, karena masih banyak siswa baik di jenjang pendidikan dasar, menengah pertama, dan atas yang memiliki disiplin yang sangat rendah. Hal ini terjadi masih kurangnya kesadaran dari diri siswa dalam melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Diketahui bahwa disiplin yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran yang diikuti tersebut sangat bermanfaat tidak hanya untuk pribadi siswa itu sendiri akan tetapi juga berpengaruh pada lingkungan sekitarnya. Dikatakan demikian karena jika seorang siswa yang sudah terbiasa sebagai siswa yang disipilin tentu akan mudah dalam mengerjakan segala sesuatu baik itu kegiatan sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya saja kegiatan di Sekolah ikut dalam sebuah organiasasi seperti pramuka maka siswa yang memiliki sikap disiplin tersebut akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota pramuka dan juga melaksanakan tanggung jawabnya dalam belajar. Karakter disiplin ini juga bisa berpengaruh terhadap lingkungan sekitar siswa. Siswa yang memiliki karakter disiplin dan bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan mudah dan dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu maka siswa lain juga akan menimbulkan kecemburuan dalam proses pembelajaran yang berlangsung dikelas. Sehingga siswa yang kedisiplinannya tinggi bisa mempengaruhi siswa lain yang kedisplinannya masih kurang dan banyak mendapat hambatan-hambatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Akan tetapi terkadang pula saat ini ada juga sebagaian siswa yang masa bodoh terhadap aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Anggapan mereka bahwa jika sudah ada siswa memiliki disiplin yang tinggi dan mampu melaksanakan tanggung jawab sesuai yang ditentukan maka siswa yang lain tidak dipedulikan. Dengan demikian kedisiplinan yang dilakukan memiliki banyak manfaat yang didapatkan antara lain membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu sangat penting bagi masa depan kelak, dapat pula membangun kepribadian siswa yang kokoh dan diharapakan bisa berguna bagi semua orang serta disiplin merupakan kunci awal meraih kesuksesan. Disiplin siswa yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari tindakan yang menunjukkan segala sesuatu dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Kamis, 08 Agustus 2019

Adab terhadap orang tua

ADA 6 ADAB TERHADAP ORANG TUA 1. Berbicara dengan lemah lembut, tidak menghardik atau berkata keras Jangan pernah berkata keras dan kasar pada orangtua karena Allah telah melarang hal itu. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra:23) “Jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah” (HR. Al Bukhari 2731). 2. Tidak mendahului mereka dalam berkata-kata Anak muda selalu ingin pamer kehebatan dan unjuk diri, padahal di hadapan orangtua semestinya kita bisa lebih bersabar dan membiarkan orangtua terlebih dahulu menyelesaikan kata-katanya. “Kami pernah bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di Jummar, kemudian Nabi bersabda: ‘Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang Muslim’. Ibnu Umar berkata: ‘sebetulnya aku ingin menjawab: pohon kurma. Namun karena ia yang paling muda di sini maka aku diam’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun memberi tahu jawabannya (kepada orang-orang): ‘ia adalah pohon kurma’” (HR. Al Bukhari 82, Muslim 2811). 3. Mengutamakan keperluan orangtua dibanding diri sendiri Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah menceritakan kisah 3 orang yang terperangkap batu besar di mulut goa. Mereka pun mencoba bertawasul, salah satunya karena amalannya mengutamakan kepentingan orangtua: “Ya Allah sesungguhnya saya memiliki orang tua yang sudah tua renta, dan saya juga memiliki istri dan anak perempuan yang aku beri mereka makan dari mengembala ternak. Ketika selesai menggembala, aku perahkan susu untuk mereka. Aku selalu dahulukan orang tuaku sebelum keluargaku. Lalu suatu hari ketika panen aku harus pergi jauh, dan aku tidak pulang kecuali sudah sangat sore, dan aku dapati orang tuaku sudah tidur. Lalu aku perahkan untuk mereka susu sebagaimana biasanya, lalu aku bawakan bejana berisi susu itu kepada mereka. Aku berdiri di sisi mereka, tapi aku enggan untuk membangunkan mereka. Dan aku pun enggan memberi susu pada anak perempuanku sebelum orang tuaku. Padahal anakku sudah meronta-ronta di kakiku karena kelaparan. Dan demikianlah terus keadaannya hingga terbit fajar. Ya Allah jika Engkau tahu aku melakukan hal itu demi mengharap wajahMu, maka bukalah celah bagi kami yang kami bisa melihat langit dari situ. Maka Allah pun membukakan sedikit celah yang membuat mereka bisa melihat langit darinya“. 4. Membayar utang dan nazar orangtua “Bahwasannya Sa’ad bin Ubadah meminta fatwa kepada Rasulullah seraya mengatakan, ‘Sesungguhnya ibuku meninggal dunia dan menanggung kewajiban nadzar, (maka apa yang harus aku lakukan?).’ Beliau menjawab, ‘Laksanakanlah nadzarnya untuk menggantikannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Terus-menerus mendoakan orangtua “Jika manusia meninggal dunia, maka terputus amalannya, kecuali 3 perkara: yakni shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim: 1631) 6. Melaksanakan bakti pada orangtua sekalipun keduanya sudah meninggal dunia “Wahai Rasulullah, apakah masih tersisa sesuatu bentuk baktiku kepada kedua orangtuaku yang bisa aku wujudkan setelah mereka berdua meninggal dunia?” Beliau menjawab, ‘Ya, (yaitu) mendoakan mereka berdua, memohonkan ampunan bagi mereka berdua, melaksanakan janji (wasiat) mereka berdua setelah mereka meninggal, menyambung tali silaturahmi yang tidak bisa disambung kecuali dengan (sebab hubungan) mereka berdua dan memuliakan teman mereka berdua.” (HR. Abu Dawud no. 5142) Semoga kita menjadi orang-orang yang memiliki adab terhadap orangtua.

Rabu, 07 Agustus 2019

4 Jenis Disiplin Siswa di Sekolah

4 JENIS DISIPLIN SISWA : Secara sederhana dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan kepatuhan dan ketaatan seseorang atau kelompok orang terhadap aturan atau tata tertib yang berlaku. Disiplin yang berlaku biasanya disertai dengan sanksi atau hukuman. Bagi pelanggar disiplin (indisipliner) akan mendapat sanksi sebagai konsekuensi terhadap pelanggaran tersebut. Sanksi bagi pelanggar tergantung pada jenis dan bobot pelanggaran yang dilakukan. Aturan dan Tata tertib dapat dibuat secara bersama berdasarkan musyawarah dan mufakat. Namun ada pula yang dibuat oleh pihak tertentu yang berwenang mengatur setiap aktivitas di dalam suatu komunitas atau kelompok. Aturan dan tata tertib di sekolah berlaku di dalam komunitas atau lingkungan sekolah. Semua warga sekolah harus mematuhi dan mentaati semua aturan yang ada di sekolah. Yang dimaksud warga sekolah adalah tenaga pendidik ( guru ), tenaga kependidikan ( pegawai ketatausahaan, operator sekolah, penjaga sekolah, dll ) serta peserta didik ( siswa ). Ada 4 jenis disiplin utama siswa di sekolah antara lain: 1. Disiplin berpakaian Setiap jenjang sekolah memiliki aturan berpakaian secara umum dan khusus. Misalnya, seragam harian wajib untuk anak SD, SMP, SMA adalah baju putih dan celana/rok berwarna merah, bagi SMP baju putih dan celana/rok berwarna biru, dan sedangkan untuk SMA baju putih dan celana/rok berwarna Abu-abu. Namun pada hari tertentu ada pula seragam khusus yang diberlakukan di SD,SMP,SMA tersebut. Misalnya pakaian muslim, pakaian khusus seragam batik, dll. 2. Disiplin berpenampilan Siswa harus berpenampilan sesuai dengan aturan berpenampilan yang ada di sekolah. Misalnya: aturan mengenai rambut siswa laki-laki, pemakaian asesoris, berbicara dan bersikap terhadap teman dan guru,dll. 3. Disiplin belajar Disiplin belajar berkaitan dengan aturan dan prosedur tentang kegiatan belajar selama mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Misalnya, waktu mulai kegiatan belajar, waktu istirahat dan waktu berakhirnya jam belajar di sekolah. 4. Disiplin lingkungan Disiplin lingkungan adalah aturan yang ditetapkan kepada siswa untuk mengelola lingkungan sekolah dan kelas. Misalnya, Datang tepat waktu,disiplin piket harian di kelas untuk membersihkan lingkungan kelas sebelum jam belajar dimulai. Siswa yang melanggar disiplin sekolah akan mendapat sanksi berupa teguran, peringatan, pemanggilan orangtua siswa, dll.