Kamis, 30 April 2020

" 4 HAL YANG WAJIB DIKETAHUI SETELAH LULUS SMA "

Rencana Pelaksanaan Layanan ( RPL ) Topik Layanan : Kuliah atau Kerja Fungsi Layanan : Pemahaman Tujuan Layanan : Peserta Didik Dapat Memahami " Mau Kemana Setelah Lulus SMA, dan Setelah Lulus SMA Bisa Kerja Apa " " 4 HAL YANG WAJIB DI KETAHUI SETELAH LULUS SMA " Setelah Lulus SMA KULIAH atau KERJA Masih ragu dan bingung dalam menentukan tujuan karier, setelah lulus SMA KULIAH atau KERJA. Ragu setelah selesai menempuh pendidikan SMA mau ngapain, sesuatu yang wajar. Pada posisi ini, kita harus bisa menentukan pilihan antara Kuliah atau Kerja ? bingung terkadang situasi dan kondisi seperti ini, hanya akan menekan dan memaksa diri kita untuk memprioritaskan salah satu diantara pilihan-pilahan yang ada. Nah disaat seperti kita harus belajar bersikap dewasa, dalam menghadapi persoalan tersebut. Mungkin masa sekolah adalah masa yang paling menyenangkan untuk kita, karena banyak sekali momen-momen menurut kita sangat berharga pada masa SMA. Karena pada saat SMA ini, adalah momen-momen terakhir kita mengenakan seragam sekolah. Dan ujian nasional di SMA, bukanlah akhir dari perjuangan, akan tetapi awal untuk memulai episode yang baru, untuk di perjuangkan. Bagi anda yang baru lulus SMA. pertanyaanya? " Mau Kemana Anda Setelah Lulus SMA.!! " Setelah Lulus SMA Bisa Kerja Apa " Anda mau KULIAH ( belajar ) melanjutkan pendidikan anda, atau mau KERJA untuk memenuhi kebutuhan anda. atau anda ingin langsung nikah dengan pasangan anda, setelah lulus SMA. Dan lain hal lagi, apa anda hanya ingin menjadi seorang PENGANGGURAN, tanpa ada kerjaan yang jelas. Dan hanya membebankan kehidupan anda kepada orang tua anda saja. Nah pertanyaan-pertanyaan dan jawaban di atas, akan muncul setelah anda lulus SMA mau ngapain. Hidup adalah pilihan, mungkin dari kita akan menyadari dan akan merasakan, akan betapa pentingnya waktu-waktu pada saat ini, yang telah kita sia-siakan untuk masa depan kita. memang kita harus mampu, dalam menentukan satu dari sekian banyak pilihan, dalam ke hidupan ini. Karena semua itu, akan menjadi satu kesatuan dan suatu kesulitan bagi kita. Jika kita harus menjalani berbagai hal dalam satu kesempatan. Dalam menentukan pilihan hidup, mungkin itu sebuah tindakan yang bijaksana. Dan semua itu tidak akan menjadi sesuatu hal yang sia-sia, karena di setiap perjuangan pasti akan memiliki hasil akhir, yang akan menentukan diri anda sendiri. bagi anda yang sedang menempuh pendidikan menengah atas, yang pada akhirnya anda juga harus menentukan nasib diri anda sendiri. Mesti kemana anda setelah lulus sma kerja atau kuliah. tentunya ada jawaban, di setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut. diantara anda ingin kuliah, kerja, nikah atau ingin istarahat dulu (nganggur) Jawaban seperti ini pasti memiliki dasar dan landasan, sendiri-sendiri tergantung bagaimana anda menyikapi dan menanggapinya. Saya akan mencoba memberikan sedikit gambaran pada anda, mengenai pertanyaan tersebut. Ada beberapa pilihan, yang dapat anda lakukan, bagi anda yang baru lulus SMA, Pilihan itu diantaranya, adalah. 1. Kuliah 2. Kerja 3. Nikah 4. Nganggur Dari empat pilihan diatas, semua memiliki tingkat resiko masing-masing. yang berbeda beda, tentunya harus di imbangi dengan ke dewasaan berfikir, dan kebijakan setiap individu masing-masing. Namun jika bicara masalah ideal pilihan yang mana setelah lulus SMA KULIAH atau KERJA , sebenarnya pilihan yang paling dalam menentukan apakah anda setelah lulus SMA KULIAH atau KERJA . Sebaiknya terlebih dulu harus mengetahui tentang semua itu, sebelum kita memilih.

Rabu, 29 April 2020

4 Bahaya Pernikahan Dini Bagi Kesehatan

Rencana Pelaksanaan Layanan ( RPL) Topik Layanan : Pernikahan Dini Fungsi Layanan : Pemahaman Tujuan Layanan : Agar Peserta Didik Dapat Memahami Bahayanya Melakukan Pernikahan Dini, Dan Memahami Apa Pernikahan Dini Itu. Ada 4 Bahaya Pernikahan Dini bagi Kesehatan Ditinjau oleh dr. Reni Utari Risiko kanker leher rahim meningkat, pada wanita yang menjalani pernikahan dini. Risiko kanker leher rahim meningkat, pada wanita yang menjalani pernikahan dini. Hingga saat ini, pernikahan dini masih menimbulkan pro dan kontra. Padahal, bahaya pernikahan dini, terutama bagi perempuan, tidak dapat diremehkan. Sebuah pernikahan dikatakan terlalu dini apabila mempelai pria maupun wanita belum berusia 18 tahun. Di Indonesia, saat ini peraturan usia minimal menikah untuk perempuan telah naik dari 16 tahun menjadi 19 tahun. Perubahan peraturan ini tentu sudah didasari oleh berbagai pertimbangan, termasuk dari sisi kesehatan. Berbagai bahaya pernikahan dini Bahaya pernikahan dini dari segi kesehatan perlu Anda ketahui. Dengan begitu, Anda akan lebih memahami perlunya batasan usia minimal dalam pernikahan. Berikut ini empat alasan pernikahan dini harus dihindari. 1. Pernikahan dini sebabkan gangguan psikologis Menikah saat belum cukup umur dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi, serta isolasi (kesepian). Pada kasus pernikahan dini, mempelai perempuan umumnya akan pindah mengikuti suami, dan memulai peran sebagai istri, ibu rumah tangga, hingga menjadi ibu. Lokasi yang dapat berjauhan dari tempat asal, perbedaan usia yang cukup jauh dengan suami, hingga praktik poligami yang masih terjadi pada beberapa daerah, dapat memicu timbulnya depresi bagi wanita yang menikah saat usia kanak-kanak. Pernikahan di usia kanak-kanak juga juga dapat merenggut masa kecil. Selain itu, pernikahan dini mengurangi kesempatan untuk menyelesaikan Pendidikan, dan membangun persahabatan dengan teman-teman sebaya. 2. Peningkatan risiko penyakit menular seksual dan kanker leher rahim Menikah sebelum usia 20 tahun dapat meningkatkan risiko terinfeksi HIV pada perempuan. Kondisi ini terutama terjadi apabila suami berusia lebih tua, pernah menikah, atau telah melakukan hubungan seksual dengan banyak wanita sebelumnya. Kurangnya kesadaran untuk memakai alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual, juga meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual pada wanita. Selain itu, organ reproduksi wanita yang belum berkembang sempurna, ikut meningkatkan risiko terhadap infeksi HIV, melalui luka pada selaput dara, vagina, maupun leher rahim. Penyakit menular seksual lainnya seperti herpes, gonore, dan klamidia (infeksi jamur) pun berpotensi dialami pasangan yang menikah muda. Selain itu, pernikahan dini juga dapat meningkatkan risiko penularan human papillomavirus (HPV) dan kanker serviks (leher rahim). 3. Risiko gangguan selama kehamilan dan persalinan Menjalani kehamilan dan persalinan pada usia terlalu muda, dapat memicu risiko komplikasi. Misalnya, proses persalinan yang sangat panjang, hingga berhari-hari. Kondisi ini merupakan penyebab utama kematian ibu dan bayi. Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan usia di bawah 20 tahun, berisiko mengalami kematian, atau tidak bisa bertahan hidup dalam seminggu pertama setelah dilahirkan. Kondisi semacam ini jarang terjadi pada perempuan yang melahirkan pada rentang usia 20-29 tahun. 4. Anak berisiko mengalami kelainan Bahaya pernikahan dini yang tidak kalah pentingnya adalah gangguan kesehatan pada anak yang dilahirkan. Anak berusia di bawah lima tahun yang lahir dari ibu di bawah umur, memiliki risiko lebih besar terhadap malnutrisi (gizi buruk), bahkan kematian. Sementara itu, kondisi yang buruk pada usia-usia awal kehidupan, akan berdampak pada perkembangan otak, serta kemampuan anak hingga dewasa kelak. Individu dengan usia 28-32 tahun dianggap ideal untuk menikah. Secara statistik, perceraian terjadi 50 persen lebih sedikit pada pasangan yang menikah di usia 25 tahun, dibanding dengan mereka yang menikah di usia 20 tahun. Dengan mengetahui usia ideal untuk menikah, bahaya pernikahan dini diharapkan dapat dihindari.

Kamis, 02 April 2020

FAKTOR YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN BAKAT MINAT

Faktor-Faktor Yang Mendukung Pengembangan Bakat dan Minat
1.  Faktor Intern
a.   Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat (Yusuf ; 2004 ; 31). Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik dan artistic serta atletis.

b.   Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakatnya (Asror ; 1999 ; 93).
2.     Faktor Ekstern
a.   Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan terbagi atas :

-    Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ; 1998 ; 171).

-     Lingkungan sekolah
Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang bersifat formal.
Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.

-     Lingkungan sosial
Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat.

Rabu, 01 April 2020

Cara Memilih Jurusan di PT

Cara Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi
1. Mencari Informasi Secara Detil Mengenai Jurusan Yang Diminati. 
   Sebelum memilih jurusan, hendaknya kalian punya informasi yang luas dan detil, mulai dari ilmunya, mata kuliahnya, praktek lapangan, dosen, universitasnya, komunitas sosialnya, kegiatan kampusnya, biaya, alternative profesi kerja, kualitas alumninya, dsb.

2. Menyadari Bahwa Jurusan Yang Dipilih Hanya Merupakan Salah Satu Anak Tangga Awal Dari Proses Pencapaian Karir. 
    Kalian perlu tahu realitanya, bahwa jurusan yang dipilih tidak menjamin kesuksesan masa depan kalian. Jangan dikira bahwa dengan kuliah di jurusan tersebut maka hidup kalian kelak pasti sukses seperti yang di iklankan.

3. Jurusan Yang Dipilih Sebaiknya Sesuai Dengan Kemampuan Dan Minat Kalian. 
      Jika kalian memilih jurusan sesuai dengan kemampuan dan minat, maka kalian akan mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah, namun jika kalian tidak memiliki kemampuan dan minat dalam jurusan yang dipilih, bisa mempengaruhi  motivasi belajar.

4. Berpikiran Jauh Kedepan Melihat Konsekuensi Dari Setiap Pilihan
   Apakah mampu menjaga komitmen dan konsekuensi kerja sebagai akibat dari pilihan itu? Di setiap pilihan pasti ada konsekuensi profesi, jangan sampai ingin punya status tapi tidak ingin menjalani konsekuensinya. Jangan sampai ingin jadi dokter tapi tidak siap mendapatkan panggilan mendadak tengah malam dari pasiennya, ingin jadi tentara tapi takut berperang, ingin jadi guru tetapi tidak sabar / tidak senang disuruh menghadapi anak murid. Jadi, kalau sudah punya cita-cita, siapkan mental, fisik dan komitmen untuk mau belajar menghadapi tantangannya.

5. Jurusan Yang Dipilih Sebaiknya Sesuai Dengan Cita-cita. 
    Setiap orang pasti memiliki cita-cita. Jika kalian bercita-cita menjadi psikolog maka sebaiknya memilih jurusan psikologi bukan jurusan sosiologi atau yang lainnya. Jika ingin menjadi dokter, ya harus mengambil kuliah kedokteran. Pelajari bidang studi yang mempunyai beberapa proses. Misalnya, kalian kelak ingin menjadi dokter bedah, maka terlebih dahulu harus menjalani kuliah di kedokteran umum.

6. Menyiapkan Beberapa Alternativ
    Alangkah baiknya jika kalian memiliki lebih dari satu alternative untuk menjaga jika kalian tidak masuk di alternative pertama, maka masih ada kesempatan di alternative berikutnya. Pemilihan alternative studi harus pun diupayakan yang masih sesuai dengan minat dan kemampuan, bukan karena pilihan yang paling besar kemungkinan diterima padahal tidak sesuai minat.

   Kuliah membutuhkan banyak biaya dan waktu yang tidak sebentar. Maka, selagi masih belum terlanjur, memilih jurusan kuliah harus memang benar-benar tepat untuk anda, jangan sampai nantinya putus ditengah jalan.