Mad Berawi, S.Pd
KAITAN KONSELING
DENGAN LAYANAN LAINNYA
- DEFINISI KONSELING
Menurut Pietrofesa, Leonard, dan
Hoose dalam Andi Mappiare AT merumuskan definisi konseling harus mengandung
unsur-unsur:
- Suatu proses
- Adanya seseorang yang dipersiapkan secara profesional
- Membantu orang lain
- Untuk memahami diri, pembuatan keputusan, dan pemecahan masalah
- Pertemuan “dari hati ke hati” antar manusia
- Hasilnya sangat tergantung pada kualitas hubungan.
- KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
Dalam jalur pendidikan formal terdapat
berbagai layanan yang berfungsi untuk menunjang kualitas pendidikan para
peserta didik serta memberi kemudahan bagi mereka untuk mengikuti proses
pendidikan di sekolah. Semua layanan tersebut berada dalam naungan program
bimbingan dan konseling. Layanan program bimbingan dan konseling yang paling
utama adalah layanan konseling, namun ada juga beberapa layanan yang tidak
kalah pentingnya yaitu, layanan orientasi, layanan informasi, layanan bimbingan
penempatan dan penyaluran serta masih banyak lagi layanan lainnya. Meskipun
layanan konseling merupakan layanan utama dari program bimbingan dan konseling,
namun tetap saja layanan konseling sangat berhubungan dan terkait dengan
jenis-jenis layanan BK lainnya serta juga memiliki beberapa persamaan dan perbedaan.
Kali ini sebagai contoh yang akan dibahas adalah kaitan layanan konseling
dengan layanan orientasi, informasi, serta layanan bimbingan penempatan dan
penyaluran.
- Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan
bimbingan yang dikoordinir guru BK atau konselor dengan bantuan semua guru dan
wali kelas dengan tujuan mengorientasikan (mengarahkan, membantu, mengadaptasi)
siswa dari situasi lama ke situasi baru sehingga mereka dapat memahami dan
menyesuaikan diri. Layanan ini biasanya dilakukan pada awal program pelajaran
baru. Materi orientasi biasanya mencakup organisasi sekolah, staf dan guru,
kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas
atau sarana prasarana, dan tata tertib sekolah. Dari sini tampak bahwa layanan
orientasi mengenalkan segala sesuatu yang ada di sekolah termasuk juga
mengenalkan program bimbingan dan konseling.
Layanan orientasi dan layanan
konseling ini mempunyai keterkaitan satu sama lain bahkan mempunyai hubungan
timbal balik. Bisa dikatakan melalui layanan orientasi inilah siswa dapat
mengetahui seluk beluk mengenai program bimbingan dan konseling. Karena para
peserta didik memang belum pernah mengenal program tersebut sebelumnya,
sehingga dengan adanya layanan orientasi ini para peserta didik menjadi tahu
makna, tujuan dan fungsi adanya layanan konseling. Sebaliknya, layanan
konseling ini juga membantu keberhasilan dalam layanan orientasi. Biasanya
meskipun layanan orientasi telah diberikan, tetap saja masih ada sebagian siswa
baru yang belum begitu mengerti mengenai materi yang diberikan dalam layanan
orientasi. Dalam hal inilah layanan konseling mempunyai peran yang sangat besar
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa yang belum mengerti tentang materi
layanan orientasi sebelumnya dapat mengikuti layanan konseling, karena melalui
pertemuan langsung dengan konselor tersebut mereka dapat lebih memahami layanan
orientasi yang diberikan. Selain itu dalam layanan konseling, layanan orientasi
yang diberikan lebih luas wilayah cakupannya bukan saja mengenai sekolah namun
juga berbagai hal yang diperlukan oleh siswa.
Layanan konseling dan layanan
orientasi ini juga memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan kedua layanan
ini terletak pada faktor tujuan pelayanan dan tempat pelayanannya. Tujuan
pelayanan yang dimaksud adalah sama-sama bertujuan agar siswa dapat memahami
dan menyesuaiakan diri dengan lingkungan yang baru terutama lingkungan sekolah.
Untuk tempat pelaksanaan sama-sama diberikan di lingkungan sekolah. Perbedaanya
meliputi jumlah siswa, waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan. Biasanya pada
layanan orientasi diberikan kepada sejumlah besar peserta didik atau satu
kelas, sedangkan pada layanan konseling terdiri dari satu atau beberapa peserta
didik saja. Untuk waktu pelaksanaan, layanan orientasi diberikan hanya saat
tahun ajaran baru saja dan layanan konseling dapat diberikan kapan saja disaat
peserta didik membutuhkannya. Pelaksana kegiatan kedua layanan ini pun berbeda,
jika layanan orientasi dapat dalakukan oleh siapa saja yang sangat mengenal
seluk beluk sekolah, sedangkan layanan konseling hanya diberikan oleh guru BK
saja.
- Layanan Informasi
Layanan
informasi adalah layanan yang bertujuan memberikan informasi tentang berbagai
hal yang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak
langsung (melalui media cetak maupun elektronik). Biasanya berupa papan
pengumuman, majalah sekolah, website sekolah, dan lain-lain. Seperti juga
layanan orientasi, layanan informasi ini pun memiliki keterkaitan dengan
layanan konseling. Karena dalam layanan informasi ini, biasanya juga memuat
berbagai informasi yang bermanfaat mengenai program bimbingan dan konseling,
misalnya mengenai artikel yang ditulis oleh konselor, pengumuman jadwal layanan
konseling yang diberikan oleh konselor, layanan konsultasi melalui media
informasi sekolah dan lain-lain. Umumnya informasi yang dibutuhkan oleh siswa
meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Namun tidak semua informasi
tersebut dapat terpenuhi melalui layanan infomasi sekolah. Dalam hal ini,
layanan konseling dapat berfungsi sebagai layanan informasi sekolah bahkan
informasi yang disampaikan pun lebih mendetail dan tepat sasaran.
Persamaan
layanan informasi dan layanan konseling selain pada tujuan pelayanan yaitu
terletak pada media penyampaiaannya. Kedua layanan ini sama-sama menggunakan
komunikasi langsung maupun tidak langsung. Untuk perbedaan kedua layanan ini
sama seperti perbedaan yang dimilki layanan orientasi yang terletak pada faktor
pelaksana kegiatan.
- Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran
Layanan bimbingan penempatan dan
penyaluran dilakukan untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai
dengan bakat/kemampuan dan minatnya. Layanan ini dipimpin oleh konselor. Akan
tetapi dapat juga dilakukan oleh wali kelas dengan konsultasi kepala sekolah
atau konselor. Dalam kegiatan ini sangat dibutuhkan campur tangan layanan
konseling agar bimbingan penempatan dan penyaluran dapat berjalan dengan
efektif. Layanan konseling tersebut berupa tes psikologi, pembuatan angket khusus,
dan wawancara konseling, karena itu campur tangan konselor tidak dapat
dipungkiri. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan
penempatan dan penyaluran juga membutuhkan konseling untuk memperoleh hasil
yang tepat. Untuk persamaan dan perbedaan yang dimiliki layanan bimbingan dan
penempatan, hempir sama dengan persamaan dan perbedaan yang telah disebutkan
sebelumnya.
- KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
Seperti yang
kita ketahui konselor tidak hanya diperlukan pada jalur pendidikan formal saja,
tapi juga sangat diperlukan dalam jalur pendidikan non formal. Jalur pendidikan
non formal yang kita maksud saat ini adalah lembaga bimbingan belajar. Saat ini
lembaga bimbingan belajar banyak bermunculan di tiap kota, bagaikan jamur yang tumbuh di musim
hujan. Hal ini terjadi karena selain faktor seleksi masuk perguruan tinggi
ataupun seleksi masuk jenjang pendidikan selanjutnya faktor yang paling utama
yaitu berlakunya sistem Ujian Nasional, yang mengakibatkan banyak peserta didik
yang takut tidak lulus UAN. Akhirnya banyak siswa beramai-ramai mendaftarkan
diri pada lembaga bimbel. Ini berarti lembaga bimbel pun harus berlomba
mempromosikan kualitas akademik yang dimiliki mereka.
Untuk menunjang kualitas akademik,
tentulah mereka tidak hanya membutuhkan seorang tentor yang berkualitas tapi
juga sangat membutuhkan seorang konselor. Ini dikarenakan seorang tentor belum
tentu memperhatikan bagaimana dan apa saja keluhan dari peserta didik, apalagi
tidak menjamin konselor tersebut ahli dalam bidang konseling. Dalam hal inilah
konselor sangat berguna menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Melalui
konselor, peserta didik dapat mengonsultasikan permasalahan belajar yang mereka
hadapi, apabila mereka tidak cocok dengan tentor yang bertugas mereka dapat
membicarakannya pada konselor dan konselor akan menggantinya dengan tentor yang
cocok. Selain itu konselor dalam lembaga bimbel ini biasanya bertugas melakukan
training motivasi, tes psikologi, pembuatan angket, dan lain-lain. Training
motivasi biasanya diberikan pada peserta didik yang akan menempuh ujian, agar
mereka tidak lagi mengalami ketakutan dalam melaksanakan ujian, sehingga bisa
memndapatakan nilai maksimal.
Peran layanan konseling dalam
lembaga pendidikan formal ini tidak begitu berbeda dengan layanan konseling di
sekolah. Dengan adanya sebuah layanan konseling di lembaga bimbel tentunya
peserta didik pun menjadi lebih percaya pada kualitas lembaga bimbingan
belajar. Itu merupakan bukti begitu pentingnya keberadaan sebuah layanan
konseling pada sebuah lembaga bimbingan belajar. Dari berbagai penjelasan di
atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa layanan konseling tidak hanya
berkaitan dengan pendidikan formal saja namun pendidikan non formal juga,
seperti contoh pada lembaga bimbel.
- KAITAN KONSELING DENGAN PSIKOTERAPI
Para ahli mempunyai beberapa pendapat tentang konseling
dengan psikoterapi adalah sama, yaitu sama-sama membantu orang lain. Hanya saja
konseling lebih banyak digunakan di kalangan pendidikan , sedangkan psikoterapi
digunakan oleh pekerja sosial, psikolog, dan psikiater. Meskipun demikian, ada
juga yang menganggap konseling dengan psikoterapi adalah berbeda. Berbagai
perbedaan tersebut bersifat permukaan atau hal-hal teknik (superficial),
dari pada hal-hal yang mendasar atau penting (substansial).
- Persamaan konseling dengan psikoterapi
Pada dasarnya
tujuan konseling dengan psikoterapi adalah sama, yaitu eksplorasi diri,
pemahaman diri, dan perubahan perilaku. Keduanya mencoba menghilangkan perilaku
merusak diri pada konseli/klien. Baik konseling dan psikoterapi menekankan pada
perkembangan pembuatan keputusan dan keterampilan pembuatan rencana oleh
konseli/klien. Hubungan antara konselor dengan konseli merupakan bagian paling
penting dalam konseling dan psikoterapi.
- Perbedaan konseling dengan psikoterapi
- Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan, pendidikan, dan pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih fokus pada konseren atau masalah penyembuhan, penyesuaian, dan pengobatan.
- Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedang psikoterapi atas dasar ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi. Perlu ditambahkan bahwa konseling juga memanfaatkan teori kepribadian dan teori psikologi lainnya, tetapi bukan sebagai dasar kerjanya, melainkan hanya sebagai alat bantu dalam memahami individu.
- Konseling dan psikoterapi berbeda dalam tujuan dan caranya dalam mencapai tujuan. Tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis mencakup “pembedahan psikis” dan pembedahan otak. Sedang konselor berurusan dengan identifikasi dan pemgembangan kekuatan-kekuatan positif pada individu. Hal ini dilakukan dengan membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi secara sempurna.
- Penekanan pada perbedaan subyek, konseling lebih menekankan pada hal-hal yang sadar dan masa kini, sedangkan terapi pada masa yang lalu.
- Sifat gangguan yang ditangani konseling dan psikoterapi juga berbeda. Konseling lebih pada masalah-masalah yang membutuhkan pemecahan. Sedang psikoterapi menangani masalah disfungsi atau gangguan emosional yang parah.
- KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN PENGOBATAN ALTERNATIF ( DALAM AGAMA ISLAM )
Di kalangan masyarakat terpelajar
sudah dikenal adanya layanan konseling, karena memang profesi konselor dapat
dengan mudah ditemui di daerah perkotaan. Orang terpelajar secara sadar mencari
solusi problemnya dengan mencari konselor, sementara orang awam tidak tahu
persis apa problemnya, dan tak tahu juga harus kemana. Namun demikian bukan berarti
masyarakat awam tidak mengenal layanan konseling yang bernuansa psikologi. Di
kalangan masyarakat pedesaan, orang yang mengalami problem kejiwaan biasanya
pergi kepada kyai. Bahkan saat ini bukan masyarakat awam saja, namun masyarakat
perkotaan juga ada yang menggunakan layanan yang disebut pengobatan alternatif
ini.
Dalam layanan
ini biasanya kyai memberikan layanan yang bernuansa psikologis, tetapi bukan
berbasis psikologi, yakni berbasis akhlak dan tasauf. Sebagaimana diketahui
dalam sejarah keilmuan Islam tidak muncul ilmu semacam psikologi yang berbicara
tentang tingkah laku. Jiwa dalam sejarah keilmua Islam dibahas dalam ilmu
akhlak dan ilmu tasauf. Apa yang dilakukan oleh para kyai barangkali memang
tidak “ilmiah”, tetapi tak terbantah justru banyak yang bernilai tepat guna,
karena memang tidak dipungkiri bahwa kita juga membutuhkan layanan yang
bernuansa religi. Hingga hari ini masih banyak orang mencari pengobatan
alternatif setelah gagal menjalani terapi modern melalui konselor psikologi.
Dengan
penjelasan sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa layanan konseling juga
memiliki keterkaitan dalam layanan pengobatan alternatife. Memang sebuah
layanan konseling seharusnya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya. Namun
dalam hal ini kyai pun bisa disebut sebagai orang yang ahli dalam bidang
keagamaan, dan juga memiliki ilmu psikologi yang berdasarkan kitab suci dan
hadist. Sehingga layanan yang dilakukan oleh kyai ini pun bisa disebut
konseling. Yang membedakan hanyalah jika pada layanan yang diberikan oleh
konselor berdimensi horizontal, sedangkan layanan yang diberikan kyai
berdimensi vertikal dan horizontal.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Yusup. 1992. Pengantar
Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Mappiare, Andi AT. 2006. Pengantar
Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada
Willis, Sofyan S. 2004.
Konseling Individual: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar