Nama : Mad Berawi, S. Pd
Mata Pelajaran : Bimbingan dan Konseling
Kelas : X IPS2
Bidang Layanan : Bimbingan Pribadi
Materi : Kemandirian Di Usia Remaja
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami pengertian kemandirian
2. Peserta didik dapat memahami gejala yang berhubungan dengan masalah kemandirian
Asslamu'alaikum Wr Wb
Apa kabar anak-anakku yang sholeh dan sholehah...
Semoga dalam keadaan sehat dan masih tetap mematuhi peraturan Pemerintah untuk physical distancing, ya.
Anak-anakku Bapak mengingatkan sebelum kalian memulai kegiatan belajar yang akan diberikan Bapak/Ibu guru terlebih dahulu jangan lupa seperti biasa kita melaksanakan Shalat Dhuha minimal 2, atau 4 Raka’at
Anak-anaku yang sholeh dan Sholehah.
KEMANDIRIAN
DI USIA REMAJA
Pengeritan Kemandirian
Pada usia remaja terjadi pertumbuhan
yang pesat, maka tampak remaja secara fisik tubuhnya menjadi besar namun
dalam perkembangan psikhisnya masih bersifat kekanak-kanakan. Karenanya tidak
jarang remaja menjadi pemurung, mudah emosional dan tidak mau disebut sebagai
anak lagi, tetapi juga keberatan kalau disebut dewasa. Remaja dikatakan dewasa
karena berkaitan dengan perkembangan kemandirian dan rasa tanggung jawab.
Perkembangan kemandirian merupakan suatu
masalah penting sepanjang kehidupan manusia. Kemandirian dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya memicu terjadinya perubahan
emosional. Perubahan logis yang memberikan pemikiran tentang cara berfikir yang
mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui
pengasuhan orangtua dan aktifitas individu. Masalah kemandirian menuntut
kesiapan individu baik fisik maupun emosional untuk mengatur, dan melakukan
aktifitas atas tanggung tanggung jawabnya sendiri tanpa menggantungkan diri
pada orang lain.
Kemandirian biasanya ditandai dengan
kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah
laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan, serta mampu
mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Kemandirian merupakan
sikap otonomi dimana individu relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat
dan keyakinan orang lain. Dengan kemampuannya, individu diharapkan lebih
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Kemandirian mengandung pengertian:
1.
Suatu kondisi dimana seseorang memiliki
hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri.
2.
Mampu mengambil keputusan dan inisiatif
untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
3.
Memiliki kepercayaan diri dan
melaksanakan tugas-tugasnya.
4.
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Robert
Havighurt (1972), membedakan kemandirian atas empat bentuk, yaitu:
1.
Kemandirian emosi, yaitu kemampuan
mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang
lain.
2.
Kemandirian ekonomi, yaitu; kemampuan
mengatur ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhana ekonomi orang lain.
3.
Kemandirian intelektual, yaitu:
kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang sedang dihadapi.
4. Kemandirian sosial, yaitu: kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.
Gejala yang berhubungan dengan permasahalah kemandirian
Pentingnya Kemandirian Bagi seorang
pelajar dapat dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan, yang secara langsung
atau tidak langsung memberikan pengaruh. Berbagai fenomena yang sering terjadi
karena kurangnya kemandirian pelajar, dan sangat perlu perhatian, seperti:
perkelaian antar pelajar, penyalagunaan obat dan alkohol, perilaku agresif, dan
berbagai perilaku menyimpang yang sudah mengarah pada tindak kriminal. Dalam
konteks proses belajar, fenomena pelajar yang kurang mandiri dalam
belajar, yang dapat menimbulkan gangguan mental pada pendidikan lanjutan,
kebiasaan belajar yang kurang baik( tidak betah belajar lama, atau belajar
hanya menjelang ujian, membolos, menyontek, dan mencari bocoran soal-soal
ujian).
Beberapa
gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian yang perlu mendapat
perhatian, diantaranya adalah:
1.
Ketergatungan disiplin pada kontrol luar
bukan karena niat sendiri yang ikhlas. Perilaku seperti itu mengarah pada tidak
konsisten, perilaku formalistik, keterpaksaan, sehingga menghambat etos kerja
dan kehidupan yang mapan.
2.
Sikap tidak peduli terhadap lingkungan
hidup, yang menunjukkan kemandirian masyarakat yang masih rendah, karena
manusia mandiri adalah manusia yang tidak lepas dari lingkungannya.
3. Sikap hidup konformistis tanpa pemahaman dan konformistis dengan mengorbankan prinsip, adanya faham segala sesuatu bisa diatur yang berkembang dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkkan ketidakjujuran dalam berfikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar