Nama : Mad Berawi, S. Pd
Mata Pelajaran : Bimbingan dan Konseling
Kelas : XI IPA2
Bidang Layanan : Bimbingan Sosial
Materi : Sikap Sopan Santun Dalam Kehidupan
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami pentingnya prilaku sopan santun
2. Peserta didik dapat memahami etika yang harus diperhatikan dalam pergaulan
Asslamu'alaikum Wr Wb
Apa kabar anak-anakku yang sholeh dan sholehah...
Semoga dalam keadaan sehat dan masih tetap mematuhi peraturan Pemerintah untuk physical distancing, ya.
Anak-anakku Bapak mengingatkan sebelum kalian memulai kegiatan belajar yang akan diberikan Bapak/Ibu guru terlebih dahulu jangan lupa seperti biasa kita melaksanakan Shalat Dhuha minimal 2, atau 4 Raka’at
Anak-anaku yang sholeh dan Sholehah.
SIKAP SOPAN DAN SANTUN DALAM KEHIDUPAN
Perlu dicatat bahwa memulai sesuatu dari hal yang sederhana itu ternyata bukan karena tak mampu,tetapi semata-mata agar kita mudah mempelajarinya dan malaksanakannya.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memulai belajar dan berperilaku sopan santun itu.
Ø Senyum, sapa, salam dan sopan serta santun
Hubungan sosial merupakan kunci pembuka silaturahmi. Oleh karena itu dalam keseharian
ketika kita bertemu dan berhadapan dengan orang lain apa salahnya menampakkan wajah ceria dan bersahabat. Bertegur sapa untuk menambah keakraban, senyuman akan menambah teman dan saling mengucapkan salam meleka tkan tali persaudaraan. Sekalipun sangat sederhana dan mudah namun dengan senyum, sapa dan salam damailah hidup bersama kita.
Ø Iman dan Taqwa
Perilaku Iman dan Taqwa dapat disederhankan dalam bentuk dan sikap yang selalu ingat (
eling) kepada Tuhan bahwa kita ini adalah makhluk Tuhan, oleh karena itu harus percaya (pithados) akan adanya Tuhan.
Dengan demikian kita kita harus taat (mituhu)terhadap perintah dan larangan Tuhan.
Demikianlah cara sederhana memahami iman dan taqwa. Iman dan taqwa dapat mendatangkan watak jujur, watak jujur akan menarik tumbuhnya watak tawakal, watak tawakal akan menumbuhkan watak sabar dan akan menuntun kapada watak ikhlas.
Ø Patuh terhadap orang tua
Orang tua adalah perantaraan lahir di dunia ini, tanpa kedua orang tua kita tidak mungkin
lahir dan berada di dunia ini. Kedua orang tualah yang memberikan pendidikan kepada kita untuk pertama kali, karena orang tua kita adalah pendidik yang pertama dan utama. Tidaklah mungkin kita sekarang dapat menjadi seperti manusia sebagai layaknya manusia tanpa diberi pendidikan oleh kedua orang tua kita . Kita dapat berbicara, berjalan, makan minum, berpakaian, dan sebagainya karena jasa kedua orang tua kita, maka sepatutnyalah kita petuhi kedua orang tua kita itu.
Ø Hormat kepada guru
Guru adalah pengganti orang tua kita ketika kita berada di sekolah. Merekalah yang membimbing kita sehingga kita mampu melakukan seseuatu yang sebelumya tidak dapat melakukan. Kita dapat membaca, menulis, berhitung, memahami ilmu pengetahuan dan
teknologi , dan sebagainya berkat jasa guru. Semua hal yang tidak kita dapatkan dari orang tua kita dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kita dapat memperoleh dari guru. Seharusnya kita hormati para guru kita.
Ø Menghoramati saudara tua
Saudara adalah pengganti orang tua kita apabila kedua orang tua kita telah tiada. Dari merekalah pada saatnya nanti kita minta pendapat, nasehat, pertimbangan, bahkan bantuan dalam nbnetuk apapaun . jika kita menghormatoi mereka dengan tulus niscaya mereka juga akan tulus mebimbing dan membantu kita.
Ø Menghoramti para pemimpin
Di sekitar kita banyak kita temui para pemimpin masyarakat, baik formal, misalnya ketua RT,
ketua RW, kepala dukuh, Lurah, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri , Presiden, dan lain-lain, maupun para pemimpin yang tidak formal, misalnya: ulama, rohaniawan, tokoh masyarakat dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang meluangkan waktu, tenaga dan sumber daya yang lainnya untuk kepentingan kehidupan masyarakat. Melaui kepemimpinan merekalah kehidupan sosial kemasyarakatan dapat berlangsung dengan tertib.
Ø Menghormati sesama
Seseungguhnya keberadaan kita dalam masyarakat sangat tergantung kepada sesama. Kita
akan kelihatan pintar jika ada teman kita yang bodoh, kita akan kelihatan kaya, jika ada teman kita yang miskin, kita akan kelihatan tampan/cantik jika ada teman kita yang tidak tampan/cantik. Sehingga karena merekalah kita ini akan dapat mewujudkan eksistensi kita. keberadaan orang-orang di sekitar kita itu ternyata merupakan peluang agar kita dapat tampil lebih daripada mereka, baik itu teman, sahabat, „lawan” konflik, “ lawan” kompetisi, tetangga, dan bentuk
-bentuk lain dari kehidupan kemasyarakatan kita. Secara sadar atau tidak, mereka ternyata berjasa kepada kita, oleh sebab itu adalah suatu kewajiban kita untuk menghormatinya.
Ø Menghargai kedudukan setiap insan
Tidak semua orang seberuntung kita dan tidak semua orang serugi kita. Keberuntungan dan
kerugian bagi manusia adalah takdir Illahi yang harus diterimanya , karena hal itu bukan kemauan manusia. Ada orang yang pangkatnya tinggi, ada pula yang pangkatnya rendah. Ada orang yang tidak sempurna jasmani dan rohani. Ada orang yang terampil dan cerdas tetapi ada pula yang malas dan bodoh. Tetapi itu semua bukan atas kehendak yang bersangkutan tetapi karena kehendah Tuhan. Oleh sebab itu tidak pada tempatnya kita menghina mereka. Bukankah di mata Tuhan kita ini sama, karena yang membedakan hanyalah keimanan kita dan ketaqwaan kita saja.
Ø Memanfaatkan alam secara wajar
Tuhan menciptakan alam semesta ini untuk kepentingan umat manusia. Namun demikian kita tidak diperkenankan mengambil dan memanfaatkan alam diluar batas kewajaran, sebab kerakusan dan
ketamakan kita kepada alam, maka itu merupaka awal dari bencana. Alam sebagai sumber daya hendaklah kita pelihara untuk kita wariskan kepada generasi berikutnya. Alam menye
diakan sarana untuk hidup dan kehidupan kita. Oleh sebab itu harus kita jaga kelestariannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar