" MAD BERAWI "

Jumat, 26 Juni 2020

TIPE-TIPE KARAKTER MANUSIA

Tipe-tipe Karekter Manusia 




Ketika kita melihat seseorang, terkadang kita merasa karakter kita sama dengan orang tersebut dan begitu pun sebaliknya. Karakter seseorang pun ada golongan-golongannya. Hal tersebut dapat diketahui melalui sifat, sikap dan perilaku seseorang. Mengetahui karakter seseorang juga membantu dalam memahami lawan bicara pada interaksi sosial dengan orang-orang sekitar. Mengetahui karakter seseorang memungkinkan kita untuk bisa mengkondisikan sikap atau perilaku tertentu yang sesuai dengan lawan bicara. Karakter manusia dibedakan menjadi empat, yaitu plegmatis, melankolis, sanguinis, dan koleris.
1. Koleris ( Kuat )
Koleris yang kuat merupakan tipe kepribadian yang tegas dan tipe seorang pemimpin. Koleris sangat suka mengatur, suka petualangan, suka tantangan baru. Ia juga memiliki ketegasan dalam menentukan keputusan, tidak mudah menyerah dan tidak mudah mengalah. Tipe koleris menjadi sosok yang selalu diidam-idamkan oleh orang lain. Hal tersebut karena terlihat sangat keren dan kuat dari luar. Namun dibalik semua kesempurnaan dirinya dan jiwa kepemimpinannya yang besar, orang koleris cenderung jarang bersenang-senang.
Kelemahan:
Terlalu terpacu dan menyukai pada hal hal serius sehingga melupakan kebutuhan akan waktu yang santai dan menyenangkan. Kehidupannya terpacu pada target, tujuan dan hasil.

2. Plegmatis ( Cinta Damai )
Pribadi yang mudah diatur, cenderung diam dan kalem, suka mengalah, memiliki rasa toleransi yang tinggi. Ia juga mudah untuk disuruh dan selalu mau melakukan, suka mengalah dan tidak menyukai konflik. Orang dengan tipe ini suka dengan kehidupan yang damai- damai saja dan tenang. Apabila dihadapkan pada suatu masalah, maka dia akan mencari solusi dengan cara damai dan diselesaikan dengan tenang. Tipe plegmatis mampu bersabar dalam kondisi apapun. Apabila disuruh untuk mengambil keputusan, mengalami kesulitan dan cenderung menunda-nunda.
Kelemahan:
Cenderung mengalir apa adanya dan terkesan tidak memiliki impian atau pendirian hidup yang tegas. Sulit menentukan pilihan. Tidak pandai memberikan masukan atau gagasan baru.

3. Melankolis ( Sempurna )
Tipe Kepribadian Melankolis yang sempurna merupakan tipe kepribadian yang memiliki karakter cenderung bersikap rapi, teratur, terencana. Mampu mempertimbangkan segala sesuatu dengan melihat hal- hal kecil menjadi keunggulannya. Secara penampilan fisik, orang dengan tipe melankolis sempurna tampak rapi, baju mulus, sepatu bersih, barang bawaan tertata rapi, buku tertata dengan rapi, tulisan rapi.
Orang dengan tipe ini bisa dilihat dari kondisi kamarnya yang rapi dan bersih. Secara akademis tipe melankolis tergolong pandai dan cerdas. Orang dengan tipe melankolis suka mengatur orang lain, suka mengingatkan orang lain jika tidak sesuai, suka mengontrol semuanya sendiri, tidak mau kalah, bicaranya dingin, sesuai aturan atau baku. Selalu ingin tahu dan mengejar jawaban sampai mendalam karena menginginkan kesempurnaan.


Kelemahan:
Cenderung selalu mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingannya sendiri sampai melupakan kebutuhan dirinya sendiri. Merasa tidak puas apabila sesuatu berjalan tidak sesuai kehendaknya atau yang dia rasa benar. Pemikirannya yang terlalu sempurna terkadang dianggap terlalu rumit dan tidak terlalu perlu oleh orang disekitarnya. Dianggap terlalu serius oleh orang disekitarnya.

4. Sanguinis ( Populer )
Sanguinis yang populer merupakan tipe karakter kepribadian yang suka menjadi bahan perhatian, ingin selalu disenangi oleh orang lain, menyukai kepopuleran. Ia juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan senang menjadi pusat perhatian. Seorang sanguinis selalu senang dalam situasi yang gembira, pesta-pesta, berkumpul dengan teman-teman dalam kondisi yang ramai. Senang terhadap aktivitas kebersamaan yang menyenangkan, namun hidupnya tidak teratur. Orang dengan tipe sanguinis susah berkonsentrasi dan diajak serius. Selalu cenderung memberikan keputusan setelah berpikir pendek.

Kelemahan:
Orang dengan tipe sangunis cenderung tidak terorganisir, tidak mudah mengingat hal hal yang terperinci, kurang serius dalam apapun. Ia juga kerap mempercayakan pada orang lain untuk melakukan pekerjaan, terlalu mudah ditipu dan kekanak- kanakan. Karakter sanguinis juga mempunyai ide cemerlang namun tidak mampu melaksanakan sampai akhir. Merasa sebagai orang tanpa kesalahan, berbicara terlalu banyak, mementingkan diri sendiri menjadi salah satu kelemahan lain. Selain itu karakter tipe ini juga mempunyai ingatan yang belum dikembangkan, pelupa, suka menyela dan menjawab untuk orang lain, tidak tertib dan tidak dewasa.
Dari semua tipe-tipe karakter manusia yang ada diatas bisa didapatkan jika tanpa orang sanguinis, dunia ini akan terasa sepi. Tanpa orang melankolis, mungkin tak ada kemajuan  di bidang riset, keilmuan dan budaya. Tanpa kaum koleris, dunia ini akan berantakan  tanpa arah dan tujuan. Tanpa sang plegmatis, tiada orang bijak yang  mampu mendamaikan dunia.pKarakter osmedia.co





Diposting oleh mad berawi di 07.08 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 25 Juni 2020

MASALAH YANG SERING DIHADAPI PESERTA DIDIK

Masalah Yang Sering Dihadapi Peserta Didik



Masalah-masalah yang dihadapai konseli.
Pada dasarnya setiap individu menghadapi permasalahan dalam hidupnya dalam jenis dan intensitas yang berbeda-beda. Diantara masalah-masalah tersebut, beberapa masalah dapat dipecahkan sendiri tanpa turun tangan guru BK disekolah, Sedangkan masalah lainnya masih belum bisa diselesaikan sendiri sehingga membutuhkan bantuan guru/guru BK. Berikut adalah jenis-jenis permasalahan yang biasanya dihadapi oleh para konseli yang dimana adalah siswa disekolah.

  1. Masalah Kecewa, Kecewa itu sendiri adalah bentuk gangguan emosi yang timbul oleh ketidakselarasan antara apa yang diinginkan konseli dan kenyataan yang terjadi. Seorang siswa yang merasa kecewa karena perilaku temannya, Seorang siswa yang kecewa karena gagal dalam mengikuti tes dan masih banyak lagi hal lain yang dapat menimbulkan rasa kecewa. Konseli yang mengalami kekecewaan berlarut-larut tanpa penyelesaian dapat menimbulkan hal-hal yang dapat mengakibatkan kegelisahan, frustasi, salah ucap, dan lain sebagainya. Konseli yang gagal dalam menyelesaikan masalah ini sebaiknya meminta bantuan konseling kepada guru BK diskeolah,agar masalah ini tidak merangsang timbulnya masalah lain.
  2. Masalah Kecemasan, Kecemasan adalah suatu keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan, dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya dan tidak menentu (Lazarus, 1978). Siswa akan menghadapi kecemasan bila menghadapi situasi yang membahayakan dirinya, seperti menghadapi Ujian Nasional, belum mengerjakan tugas dari guru atau melakukan kesalahan lain. Siswa yang tidak bisa mengatasi kecemasannya dengan sendiri, Bisa meminta bantuan guru BK untuk melakukan konseling.
  3. Masalah Frustasi, Frustasi adalah suatu bentuk kekecewaan yang tidak terselesaikan akibat kegagalan yang sering terjadi didalam mengerjakan sesuatu atau akibat tidak berhasil dalam mencapai cita-cita. Konseli yang mengalami frustasi, biasanya menampakkan gejala minatnya menurun, tidak mau melakukan usaha lagi, dan kehilangan kepercayaan diri. Pada umumnya layanan konseling yang diberikan kepada konseli untuk membantu membangkitkan minat dan motivasi pada aktivitas lain yang lebih cocok dengan potensi konseli.
  4. Masalah Stress, Stress adalah suatu bentuk gangguan emosi yang disebabkan adanya tekanan yang tidak dapat diatasi oleh individu. Disekolah siswa mungkin mengalami stress saat hubungannya dengan temannya tidak berjalan dengan baik,  atau saat mereka mengahdapi ujian. Siswa yang mengalami stress ringan dan sedang masih bisa dibantu guru BK dengan konseling, sedangkan bila stress yang diderita siswa sudah berat maka guru BK haru merujuk ke psikiater atau psikolog.
  5. Masalah Depresi, Masalah depresi dapat digolongkan kedalam gangguan emosi dan kepribadian yang perlu mendapatkan perhatian serius dari kalangan bidang kesehatan jiwa, psikolog, maupun ahli konseling. Bila masalah depresi yang dialami siswa normal, seperti keadaan murung, sedih, perasaan tidak puas, menurunnya kegiatan,pesimis menghadapi masa yang akan datang, maka kasusudemikian ini dapat dibantu dengan melakukan konseling. Namun bila depresi yang diderita konseli digolongkan berat dan kronis seperti memunculkan perilaku yang cenderung melakukan bunuh diri, maka kasus ini bisa di serahkan kepada pskiater atau psikolog.
  6. Masalah Konflik, Konflik ialah suatu bentuk pertentangan yang dialamioleh individu. Konflik sebagai masalah psikologis sanagt mempengaruhi perilaku individu. Siswa yang megalami konflik biasanya perilakunya menurun, seperti contoh siswayang mempunyai konflik dengan teman sekelasnya, maka ia akan jadi malas turun sekolah.jadi jelaslah bahwa konfli pada umumnya membawa dampak buruk bagi perilaku individu.
  7. Masalah Ketergantungan, Ketergantungan adalah suatu keadaan dimana seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya mengantungkan bantuan pihak lain. Dalam pandangan psikologis, masalah ketergantungan ini merupakan bentuk permasalahan yang paling ringan, akan tetapi bukan berati dampak yang ditimbulkannyapun ringan sebagai guru BK bantuan yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan layanan konseling.
Itu tadi jenis-jenis permasalahan yang biasanya dihadapi oleh siswa disekolah, sebagai manusia kita memang tidak bisa terlepas dari permasalahan, akan tetapi kita bisa menghindari masalah itu.
Diposting oleh mad berawi di 06.53 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Rabu, 24 Juni 2020

MEMAHAMI PENTINGNYA RASA PERCAYA DIRI DALAM KEHIDUPAN

MEMAHAMI PENTINGNYA RASA PERCAYA DIRI DALAM KEHIDUPAN

Rasa percaya diri memang sangat diperlukan dalam menjalani hidup, termasuk dalam perjuangan mendapatkan pasangan.

Banyak orang mengira kepercayaan diri adalah hal yang tak bisa dipelajari. Mereka menganggap kepercayaan diri berasal dari takdir, sehingga membuat mereka malas untuk berusaha mengembangkan dan melatih rasa percaya dirinya.
Nyatanya, rasa percaya diri dapat dipupuk dan dipelajari. Semua orang bisa hidup dengan kepercayan diri penuh, asalkan terus melatih dan mengembangkannya.
Kepercayaan diri adalah hal yang muncul seiring berjalannya waktu. Memang, ada beberapa orang yang nampak lahir dengan rasa percaya diri penuh.
Sebenarnya, rasa percaya diri itu muncul dari kombinasi pola asuh dan peristiwa yang terjadi di masa perkembangan.
Memang butuh waktu yang lama untuk mengembangkannya. Tapi, dengan terus berusaha mengembangkan rasa percaya diri, kita juga turut berkembang menjadi manusia yang lebih baik.
Chris Manak, pakar hubungan dari Australia, berpendapat bahwa menumbuhkan rasa percaya diri adalah hal penting.
Cukup membangun rasa percaya diri dalam satu bidang kehidupan, maka hal itu akan menyebar ke semua aspek dalam hidup kita.
Tapi, kita juga harus berhati-hati. Terkadang rasa percaya diri bisa muncul secara berlebihan yang mengarah pada kesombongan.
Kesombongan hadir dalam dua bentuk. Bentuk pertama dan paling umum biasanya datang dari perasaan rendah diri yang berlebihan.

Diposting oleh mad berawi di 08.00 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 22 Juni 2020

CARA BERADAPTASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH BARU

CARA BERADAPTASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH BARU


Penyesuaian diri di sekolah sangat penting bagi seorang siswa. Usaha untuk beradapatasi ini memerlukan sejumlah ketrampilan sosial sehingga anak mampu menyelesaikan masalah di sekolah, yang diantaranya adalah penyesuaian diri dengan guru, penyesuaian diri dengan guru, penyesuaian diri teman sebaya, penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah. Bagi siswa yang sedang belajar, penyesuaian diri di sekolah sangat penting, karena akan berpengaruh pada prestasi belajar. Berikut ini tips yang dapat diterapkan agar mudah beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru:

1. Persiapkan mental; Sebetulnya persiapan yang diperlukan lebih ke arah mental. Sekolah baru yang akan dimasuki merupakan sebuah lingkungan yang telah terbentuk, baik dari segi karakter maupun dari segi budaya. Sehingga salah satu cara yang dapat membantu dalam beradaptasi adalah dengan menerima kondisi baru tersebut yang mungkin saja beragam dan berbeda dengan keadaan diri. Pemahaman ini akan mengarahkan diri untuk bersikap lebih dewasa dalam menyikapi hal-hal baru yang belum pernah dihadapi di sekolah terdahulu.

2. Berbaik sangka; Buang jauh-jauh pikiran bahwa lingkungan sekolah baru nanti kurang menyenangkan termasuk kekhawatiran tentang teman-teman yang tidak bersahabat atau guru-guru kurang ramah. Ganti kalimat tersebut, penuhi otak dengan kalimat-kalimat positif seperti lingkungan sekolah baru akan sangat menyenangkan, teman-teman mengasyikkan dan guru-gurunya pun ramah.

3. Pelajari Situasi; Sebelum masuk sekolah, ajarkan untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolahnya. Bawalah ia mengunjungi ‘calon sekolahnya’ dahulu. Dan biasakan anak mengenal situasi baru dan beradaptasi di dalamnya. Tekankan bahwa ia tak perlu takut pada situasi yang baru karena ia berada di lingkungan aman.

4. Sesuaikan Keadaan Sekolah; Dari jauh-jauh hari, siapkan informasi tentang sekolah barunya. Entah peraturan sekolah atau kebiasaan guru-guru mengajar. Nah, tetapkan keteraturan kegiatan sekolah dengan di rumah. Misalnya, sesuaikan jadwal bangun dengan jadwal masuk sekolah.

5. Taat aturan; Perlu disadari bahwa memasuki sekolah baru berarti memasuki tempat yang telah mempunyai peraturan. Peraturan sekolah tersebut bisa saja berbeda dengan sekolah sebelumnya. Mengikuti dan mematuhi peraturan yang ada merupakan salah satu jalan membuat diri nyaman di sekolah baru.

6. Memanfaatkan MOS; Masa orientasi sekolah adalah salah satu masa yang bisa dimanfaatkan untuk mengenal lingkungan sekolah. Pada kegiatan tersebut akan diperkenalkan siapa saja elemen lingkungannya seperti kepala sekolah, guru-guru, staf tata usaha, peraturan yang berlaku, kegiatan formal sekolah yang wajib diikuti dan kegiatan ektrakurikuler yang bisa dipilih setiap siswa, dan sekaligus momen yang bisa digunakan untuk mengenal teman baru.

7. Menghargai sesama; Selama  bisa saling menghargai dan menghormati teman baru maka tidak perlu takut. Tidak semua orang dapat dengan cepat menerima orang lain. Dengan memmulai percakapan sederhana yang ringan sehingga dapat mencairkan suasana, tetapi hindari memaksakan pendapat dan kehendak pada teman baru. Semakin  bisa menghargai teman baru, semakin cepat keakraban terjalin.

8. Kenali dan hormati guru; Lalu bagaimana cara beradaptasi dengan guru. Guru adalah orang tua saat di sekolah sehingga perlakukan layaknya sedang berhadapan dengan orang tua di rumah. Selain itu, guru-guru adalah individu-individu yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. bertanya pada kakak kelas apa yang tidak disukai oleh guru-guru di sekolah sehingga bisa diantisipasi lebih dulu. Pada dasarnya setiap orang senang diperlakukan dengan baik serta dihargai sesuai porsi dan perannya. Sebagai siswa, membiasakan diri untuk bertutur kata sopan dan bersikap santun terhadap guru-guru. Hal ini akan membuat guru-guru merasa dihargai. Jangan ragu untuk menyapa dan memberi salam setiap guru yang berpapasan.

9. Menjadi diri sendiri; Memang sebaiknya ramah terhadap teman-teman yang baru dikenal, namun yang terpenting tetaplah menjadi diri sendiri. Jangan melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak mencerminkan siapa diri sesungguhnya. Hal-hal yang dilakukan tidak sesuai dengan kepribadian hanya akan membuat diri kurang nyaman yang bisa saja terbaca oleh teman baru. Menjadi diri sendiri akan memudahkan berinteraksi lebih natural yang mungkin saja mempermudah teman baru untuk mengenal lebih dalam.




Diposting oleh mad berawi di 07.14 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Jumat, 19 Juni 2020

PENTINGNYA KEJUJURAN




Pentingnya Kejujuran

Jujur merupakan suatu kata yang sederhana, dan memiliki arti yang sederhana pula, yaitu “ mengakui, berkata atau memberikan suatu pernyataan/informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran”. Kejujuran juga harus dilakukan atau di praktikan dalam kehidupan sehari-hari.


Jujur merupakan sikap yang ada pada diri manusia. Akan tetapi kebanyakan manusia sulit menerapkan sikap jujur pada dirinya, serta saat ini jarang sekali orang yang benar-benar jujur. Sikap jujur harus ditanamkan pada diri sendiri, dan harus mulai diterapkan pada usia dini. Menerapkan sikap jujur pada anak di usia dini sangatlah penting, karena dengan menerapkan kejujuran pada anak, akan membiasakan anak untuk berkata dan bersikap jujur.
Sikap jujur atau amanah merupakan salah satu sikap yang ada dan dimiliki nabi Muhammad SAW, nabi sendiri menerapkan kejujuran sejak beliau masih kecil. Bahkan pada saat nabi berdagang, beliau lebih mementingkan kejujuran di bandingkan dengan keuntungan. Bahkan dengan kejujuran nabi selalu mendapatkan keberkahan dan keuntungan yang tak terhingga. Karena dengan kejujuran pasti akan membuahkan hasil yang baik. Maka dari itu nabi selalu mencontohkan dan mengajarkan pada umatnya agar bersikap jujur dalam segala hal, baik dalam perkataan atau pun perbuatan. Dalam islam sikap jujur sangat di anjurkan serta di utamakan. Karena kejujuran merupakan tolak ukur umat yang bertaqwa.
Memiliki sikap jujur sangatlah penting, karena dengan kejujuran akan banyak hikmah yang bisa didapat. Ada beberapa contoh hikmah dari kejujuran salah satunya, apabila dalam pekerjaan kita selalu mengutamakan kejujuran, maka orang akan mempercayai dan menghargai kita. jika kita ingin dipercaya ataupun dihormati, baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan, berdagang, serta dalam berpolitik, kita harus mengutamakan yang namanya kejujuran. Karena kejujur merupakan salah satu kunci dari keberhasilan.
Kebanyakan dari orang tua pasti selalu menerapkan serta mengajarkan (mendidik)anaknya untuk bersikap jujur. Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang jujur, orang tua sering sekali mengatakan pada anaknya bahwa menjadi orang yang jujur itu sangat baik, dipercaya orang, disayang orang tua, bahkan dikasihi oleh Allah. Orang tua malakukan serta mengatakan hal itu karena mereka menginginkan anak mereka menjadi orang yang jujur.
Sikap jujur seharusnya ada pada diri setiap orang, baik seorang pemimpin, pengusaha, guru, pegawai, pedagang atupun orang biasa. Untuk menjadi orang yang jujur (amanah) kita harus mengintofeksi diri serta menanamkan nilai kejujuran pada diri sendiri dimulai dari sekarang. Seperti peribahasa yang mengatakan “lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali”......
Diposting oleh mad berawi di 08.07 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 18 Juni 2020

Tentang Kenakalan Remaja

Tentang Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.

Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :

• Kartono, ilmuwan sosiologi Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.

• Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”

Jenis-jenis kenakalan remaja :
• Penyalahgunaan narkoba.
• Seks bebas.
• Tawuran antara pelajar

Penyebab terjadinya kenakalan remaja

Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:

1. Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

2. Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:

1. Keluarga Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.

3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.

5.  Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Diposting oleh mad berawi di 08.53 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 15 Juni 2020

PENGERTIAN DAN TUJUAN BIMBINGAN SOSIAL

PENGERTIAN DAN TUJUAN BIMBINGAN SOSIAL A. PENGERTIAN BIMBINGAN SOSIAL Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. • Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Pengertian bimbingan pribadi-sosial menurut para ahli adalah sebagai berikut: • Menurut pendapat Abu Ahmadi (1991: 109) bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya. • Menurut Syamsu Yusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Inti dari pengertian bimbingan pribadi-sosialyang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Sumber: http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-pribadi-sosial/. B. TUJUAN BIMBINGAN SOSIAL Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah: • Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. • Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. • Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. • Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis. • Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. • Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. • Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. • Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia. • Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain. • Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. Sumber: http://eko13.wordpress.com/2008/03/22/tujuan-bimbingan-dan-konseling/
Diposting oleh mad berawi di 08.24 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Jumat, 12 Juni 2020

Motivasi Berprestasi

Motivasi Berprestasi A. Pengertian Motivasi 1. Motivasi Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman 1986) 2. Filosofi Motivasi a. Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement) Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belaja. b. Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance) A. Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi : 1. Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan dan usaha dalam diri (internal) 2. Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri (external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan B. Teori Self – Worth Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang tidak berharga C. Teori Ekspektasi Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil dan bagaimana makna suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya : 1. Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi saya nilai itu adalah sesuatu yang sangat penting. 2. Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang berprestasi itu penting. D. Teori Humanistik Dorongan jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang menggerakkan orang bertingkah laku : 1. Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling dasar sifatnya. 2. Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya 3. Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai 4. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan 5. Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki 6. Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur 7. Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Motivasi Instrinsik, yaitu : Dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang Contoh : dorongan ingin minum, dorongan ingin bisa dan lain-lainnya. 2. Motivasi Ekstrinsik, yaitu : Dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya Dalam praktik kedua motivasi tersebut harus dikombinasikan B. Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses. Daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980) Ada tiga jenis tingkatan motivasi seseorang yaitu : 1. Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak diberi uang saku 2. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu. 3. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi: a. Faktor Individual Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya. b. Faktor Lingkungan Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya. Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Lingkungan Keluarga Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga. 2) Lingkungan Sosial Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu 3) Lingkungan Akademik Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya,Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi : 1. Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri 2. Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan 3. Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang 4. Mereka kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri, produktif, dan penuh inisiatif 5. Suka tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan nyata yang dimiliki. 6. Selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi C. Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan. Berikut ini kiat-kiatnya : 1. Tetapkan tujuan (goal setting), yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum 2. Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu 3. Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak 4. Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan
Diposting oleh mad berawi di 08.47 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 11 Juni 2020

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyelesaian Diri

3. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer terhadap penyesuaian diri. Penetu berarti factor yang mendukung, mempengaruhi, atau menimbulkan efek pada proses penyesuaian. Secara sekunder, proses penyesuaian ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal maupun eksternal. Penentu-penentu tersebut dikelompokkan sebagai berikut : 1. Kondisi jasmaniah yang meliputi, pembawaan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, system otot, kesehatan dan sebagainya. 2. Perkembangan dan kematangan, terutama kematangan intelektual, sosial, moral, dan emosional. 3. Penentu psikologis, yang meliputi pengalaman, belajar, pembiasaan, determinasi diri, frustasi, dan konflik. 4. Kondisi lingkungan, terutama rumah, keluarga dan sekolah. 5. Penentu kulutural dan agama 4. Cara Menyesuaikan Diri di Sekolah Berikut cara untuk menyesuaikan diri remaja di sekolah, antara lain : a. Pelajari Situasi Penting dan perlu kalian perhatikan pertama yaitu; sebelum masuk sekolah, belajar untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah, baik letak geografis sekolah, arah perjalanan dari rumah ke sekolah, lingkungan sekitar sekolah, dan sebagainya. Anda biasakan untuk mengenal situasi baru dan beradaptasi di dalamnya. Anda tidak perlu takut pada situasi yang baru, pastikan Anda aman berada di lingkungan sekolah tersebut. b. Berbaik sangka Hilangkan segera pikiran kalian bahwa lingkungan sekolah baru nanti kurang menyenangkan termasuk kekhawatiran tentang teman-teman yang tidak bersahabat atau guru-guru kurang ramah. Ganti kalimat tersebut, penuhi otak dengan kalimat-kalimat positif seperti lingkungan sekolah baru akan sangat menyenangkan, teman-teman mengasyikkan dan guru-gurunya pun ramah. c. Sesuaikan keadaan Sekolah Sebaiknya dari jauh-jauh hari, siapkan informasi tentang sekolah barunya. Entah peraturan sekolah atau kebiasaan guru-guru mengajar. Nah, tetapkan keteraturan kegiatan sekolah dengan di rumah. Misalnya, sesuaikan jadwal bangun dengan jadwal masuk sekolah. d. Mengetahui Aturan Segera kalian sadari bahwa memasuki sekolah baru berarti memasuki tempat yang telah mempunyai aturan. Peraturan sekolah bisa saja berbeda dengan sekolah sebelumnya. Ikuti dan patuhi peraturan yang ada. e. Mengikuti MOS Mengikuti kegiatan MOS sangat penting bagi kalian. Masa orientasi sekolah adalah salah satu masa yang bisa dimanfaatkan untuk mengenal lingkungan sekolah. Pada kegiatan tersebut akan diperkenalkan siapa saja elemen lingkungannya seperti kepala sekolah, guru-guru, staf tata usaha, peraturan yang berlaku, kegiatan formal sekolah yang wajib diikuti dan kegiatan ektrakurikuler yang bisa dipilih setiap siswa, dan sekaligus momen yang bisa digunakan untuk mengenal teman baru. f. Kenali dan hormati guru Kalian harus kenali dan hormat kepada guru yang ada. Lalu bagaimana cara beradaptasi dengan guru. Guru adalah orang tua saat di sekolah sehingga perlakukan layaknya sedang berhadapan dengan orang tua di rumah. Selain itu, guru adalah individu-individu yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. bertanya pada kakak kelas apa yang tidak disukai oleh guru-guru di sekolah sehingga bisa diantisipasi lebih dulu. Pada dasarnya setiap orang senang diperlakukan dengan baik serta dihargai sesuai porsi dan perannya. Sebagai siswa, membiasakan diri untuk bertutur kata sopan dan bersikap santun terhadap guru-guru. Hal ini akan membuat guru-guru merasa dihargai. Jangan ragu untuk menyapa dan memberi salam setiap guru yang berpapasan. g. Menghargai sesama Siapa yang menanam kebaikan maka akan mendapatkan kebaikan pula, begitu juga siapa yangmenghargai orang lain, maka akan dihargai pula oleh orang lain. kalimat itu harus kalian ingat dan terapkan. Selama bisa saling menghargai dan menghormati teman baru maka tidak perlu takut. Tidak semua orang dapat dengan cepat menerima orang lain. Dengan memmulai percakapan sederhana yang ringan sehingga dapat mencairkan suasana, tetapi hindari memaksakan pendapat dan kehendak pada teman baru. Semakin bisa menghargai teman baru, semakin cepat keakraban terjalin. h. Menjadi diri sendiri Berada di lingkungan baru seperti sekolah baru, kalian memang sebaiknya ramah terhadap teman-teman yang baru dikenal, namun yang terpenting tetaplah menjadi diri sendiri. Jangan melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak mencerminkan siapa diri sesungguhnya. Hal-hal yang dilakukan tidak sesuai dengan kepribadian hanya akan membuat diri kurang nyaman yang bisa saja terbaca oleh teman baru. Menjadi diri sendiri akan memudahkan berinteraksi lebih natural yang mungkin saja mempermudah teman baru untuk mengenal lebih dalam.
Diposting oleh mad berawi di 06.31 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Rabu, 10 Juni 2020

PENYESUAIAN DIRI REMAJA LINGKUNGAN SEKOLAH BARU

A. Pengertian dan Proses Penyesuaian Diri Penyesuaian dapat diartikan sebagai berikut : Penyesuaian berarti beradaptasi; dapat mempertahankan eksistensiya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada setiat situasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Proses Penyesuaian Diri Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri daam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. Respon penyesuaian, baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi taua menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan yang lebih wajar. Dalam proses penyesuaian itu dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan. Elemen-elemen umum dan esensial dalam semua situasi frustasi ialah : motivasi, frustasi, respon yang bervariasi, dan pemecahan untuk mereduksi masalah, ketegangan dengan beberapa bentuk respon. Motivasi mengambil variasi bentuk dan setiap bentuk dapat diarahkan kepada rintangan atau frustasi yang disebabkan oleh beberapa aspek realitas, misalnya : pembatasan orang tua, hambatan fisik, aturan social, dan semacamnya. Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaina diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya. B. Karakteristik Penyesuaian Diri Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut : • Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional • Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis • Tidak menunujukkan adanya frustasi pribadi • Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri • Mampu dalam belajar • Menghargai pengalaman • Bersikap realistik dan objektif Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan dalam berbagai bentuk, antara lain : 1. Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala akibat-akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya. 2. Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi Dalam situasi ini individu mencari bahan pengalaman untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya. 3. Penyesuaian dengan trial and error (coba-coba) Dalam cara ini, Individu melakukan suatu tindakan coba-coba dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan 4. Penyesuaian dengan substitusi Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. 5. Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan pribadi Individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri. 6. Penyesuaian diri dengan belajar Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri. 7. Penyesuaian diri dengan inhibisi dan control diri Dalam situasi ini, individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dantindakan mana yang tidak perlu dilakukan. 8.Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat Dalam situasi ini, tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan cermat.
Diposting oleh mad berawi di 08.03 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Selasa, 09 Juni 2020

Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). A. Faktor internal: 1. Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 2. Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. B. Faktor eksternal: 1. Keluarga Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. 2. Teman sebaya yang kurang baik 3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Diposting oleh mad berawi di 08.00 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 08 Juni 2020

MACAM-MACAM KENAKALAN REMAJA

MACAM-MACAM KENAKALAN REMAJA Seiring dengan perkembangan zaman, kenakalan remaja semakin bermacam-macam ragamnya. Semakin marak terjadi, dan pelaku kenakalan remaja pun semakin berani melakukan di tempat umum. Diantara macam-macam kenakalan remaja yaitu: a. Pergaulan Bebas Manusia dapat bergaul secara bebas akan tetapi dalam suatu keterikatan sosial. Manusia antara laki-laki dan perempuan dapat bergaul secara bebas tetapi tidak boleh mengabaikan tanggung jawab dan norma sosial yang berlaku. Semakin ke sini, hubungan antara laki-laki dan perempuan semakin terlihat tidak sesuai norma. Banyak kasus pergaulan bebas seperti hamil di luar nikah, pemerkosaan, dan lain sebagainya yang terjadi. Lebih mirisnya lagi, kasus-kasus ini terjadi pada anak-anak SMP, bahkan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. b. Minum-minuman Keras dan Merokok Minuman keras dan rokok sudah semakin merajalela. Tidak hanya di kota-kota besar, tetapi termasuk juga di desa-desa. Orang-orang yang meminum miras dan merokok pun tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi juga anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah, baik SMA, SMP, maupun SD. Banyak kasus orang yang tewas karena miras, terutama miras oplosan. Akan tetapi, sekalipun mereka mengetahui dampak dari miras dan rokok, mereka tetap saja tidak bisa jauh tanpa miras dan rokok. Seolah-olah miras dan rokok adalah bagian hidup mereka. Sebagian dari mereka yang merokok mungkin tidak mengkonsumsi miras, tetapi tetap saja dampak yang diakibatkan dari rokok juga sama mematikannya dengan miras, walaupun mungkin dampaknya tidak langsung terjadi dalam waktu dekat. c. Kecanduan Narkotika Penyebaran narkotika semakin marak. Dari sabu-sabu, ekstasi, ganja, dan lainnya. Para pengedar pun memiliki banyak cara “kreatif” untuk menyelundupkan narkotika. Bahkan, tahanan yang di penjara pun masih bisa memakai narkotika dalam penjara. d. Pornografi Situs pornografi di internet semakin mudah diakses, dengan ramainya media sosial yang dimiliki. Misalnya Instagram dan Facebook. Sekalipun tidak berniat membukanya, tetapi situs-situs tersebut bisa muncul dengan sendirinya. Tidak hanya di internet, tapi di media cetak pun banyak pornografi yang muncul. Bahkan di game-game online. Hal ini menyebabkan anak-anak di bawah umur merasa penasaran lalu membuka situs porno tersebut dan akhirnya menyebabkan mereka kecanduan dan mempraktekannya di dunia nyata. e. Mencontek Mencontek merupakan hal yang sangat sering dijumpai di masyarakat, terutama di lingkup pendidikan. Anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar sudah mengenal contek-mencontek. Hal ini tentu tidak baik untuk kemajuan pendidikan kita. Demi mendapatkan nilai yang bagus, mereka akan melakukan apa saja untuk bisa mencapai tujuan itu. Seperti mencontek dengan membawa catatan, contek-mencontek dengan teman sebelah, bahkan membeli kunci untuk Ujian Nasional.
Diposting oleh mad berawi di 08.00 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Jumat, 05 Juni 2020

Definisi Kenakalan Remaja Menurut Beberapa Para Ahli

Definisi Kenakalan Remaja Menurut Beberapa Ahli Yaitu: 1. Simanjuntak Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup, atau suatu perbuatan anti sosial di mana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif. 2. Santrock Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindak kriminal. 3. Kartono Kenakalan remaja merupakan gejala patalogis pada remaja disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. 4. Mussen dkk Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sanksi hukum. 5. Paul Medikdo Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya, dan sebagainya. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Diposting oleh mad berawi di 10.26 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 04 Juni 2020

Kenakalan Remaja

KENAKALAN REMAJA DAN CARA MENGHINDARINYA Pengertian Kenakalan Remaja Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang. Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Becker (dalam Soerjono Soekanto,1988,26), mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya mereka yang menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari penyimpangan. Masalah sosial perilaku menyimpang dalam “Kenakalan Remaja” bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Silahkan perhatikan definisi kenakalan remaja yang sudah disebutkan di atas tadi. Sekarang… Kenapa seorang remaja bisa terjun ke dunia “kenakalan remaja” dan bagaimana kita sebagai remaja bisa menghadapinya? Berikut penjelasannya, tentunya berdasarkan perspektif seorang remaja. Balik ke definisi awal kenakalan remaja - suatu tindakan menyimpang/tidak dapat diterima sosial. Pertanyaannya: kenapa remaja melakukan pemberontakan? Ada 3 hal yang berperan penting dalam hal ini, yaitu : Keluarga, Pergaulan, Remaja itu sendiri. 1. Keluarga Ketika orang tua otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan remaja akan muncul dalam artian ingin memberontak. Sementara kalau orang tua permisif, remaja malah akan mencari-cari perhatian dengan segala tingkah lakunya yang kemungkinan besar menjurus ke kenakalan remaja. Bahkan orang tua yang demokratis sekalipun. 2. Pergaulan Tekanan teman bahkan sahabat, apakah itu yang namanya rasa solidaritas, ingin diterima, dan sebagai pelarian, benar-benar ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja. Kalau di dalam keluarga, remaja memberontak atau mencari perhatian yang menjurus ke tindakan kenakalan remaja demi orang tua. 3. Remaja Itu Sendiri Pada hakikatnya apa yang dilakuin oleh seorang remaja ketika mencoba menarik perhatian dari orang tua terlebih lagi teman, adalah untuk memuaskan diri remaja itu sendiri. Bukankah apa pun yang terjadi kalau memang remaja tersebut punya ‘hati yang besar’ menyadari bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan ‘perhatian itu’, pasti dia bisa untuk tidak terperosok ke dalam jurang kenakalan remaja.
Diposting oleh mad berawi di 08.04 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Selasa, 02 Juni 2020

Sikap Perilaku Jujur dilingkungan Sekolah

Sikap dan perilaku jujur di lingkungan sekolah : 1. Mengatakan alasan yang sebenarnya jika terlambat masuk kelas 2. Membayar jumlah uang sesuai dengan yang dibeli saat jajan 3. Mengembalikan kelebihan uang kembalian saat jajan 4. Menepati janji dengan teman 5. Tidak mencontek saat ulangan 6. Mengembalikan uang yang ditemukan di kelas kepada pemiliknya 7. Meminta izin sebelum menggunakan barang milik teman 8. Mengatakan kepada guru alasan yang sebenarnya saat meminta izin keluar kelas 9. Mengembalikan barang yang dipinjam dari teman 10. Tidak berbuat curang saat bermain 11. Tidak berbuat curang saat bertanding olahraga 12. Tidak mengakui barang hak milik sekolah sebagai milik pribadi 13. Tidak mengakui barang hak milik teman sebagai milik sendiri 14. Tidak membawa pulang barang milik orang lain 15. Tidak mengambil barang teman 16. Berani mengakui kekurangan 17. Berani mengakui jika tidak paham apa yang diajarkan guru 18. Tidak menyembunyikan barang milik teman 19. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan teman 20. Menjaga amanah mengelola uang jika ditunjuk sebagai bendahara kelas
Diposting oleh mad berawi di 08.15 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

MULI LAMPUNG

MULI LAMPUNG
Ayu Rahmadani M

Photo Slide

Pengikut

Mekhanai Lampung

Mekhanai Lampung
Muhammad Fatih MS

Arsip Blog

  • ►  2023 (7)
    • ►  Agustus (7)
  • ►  2022 (75)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (17)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (17)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2021 (36)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (20)
    • ►  Agustus (9)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2020 (66)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ▼  Juni (15)
      • TIPE-TIPE KARAKTER MANUSIA
      • MASALAH YANG SERING DIHADAPI PESERTA DIDIK
      • MEMAHAMI PENTINGNYA RASA PERCAYA DIRI DALAM KEHIDUPAN
      • CARA BERADAPTASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH BARU
      • PENTINGNYA KEJUJURAN
      • Tentang Kenakalan Remaja
      • PENGERTIAN DAN TUJUAN BIMBINGAN SOSIAL
      • Motivasi Berprestasi
      • Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyelesaian Diri
      • PENYESUAIAN DIRI REMAJA LINGKUNGAN SEKOLAH BARU
      • Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
      • MACAM-MACAM KENAKALAN REMAJA
      • Definisi Kenakalan Remaja Menurut Beberapa Para Ahli
      • Kenakalan Remaja
      • Sikap Perilaku Jujur dilingkungan Sekolah
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2014 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2013 (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (2)

Mengenai Saya

mad berawi
Lihat profil lengkapku
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.