Senin, 15 Juni 2020

PENGERTIAN DAN TUJUAN BIMBINGAN SOSIAL

PENGERTIAN DAN TUJUAN BIMBINGAN SOSIAL A. PENGERTIAN BIMBINGAN SOSIAL Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. • Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Pengertian bimbingan pribadi-sosial menurut para ahli adalah sebagai berikut: • Menurut pendapat Abu Ahmadi (1991: 109) bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya. • Menurut Syamsu Yusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Inti dari pengertian bimbingan pribadi-sosialyang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Sumber: http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-pribadi-sosial/. B. TUJUAN BIMBINGAN SOSIAL Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah: • Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. • Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. • Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. • Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis. • Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. • Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. • Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. • Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia. • Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain. • Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. Sumber: http://eko13.wordpress.com/2008/03/22/tujuan-bimbingan-dan-konseling/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar