Senin, 14 September 2020

5 Tahap Mengenali dan Mengembangkan Minat Bakat Anak

Pengenalan Minat Dan Bakat Peserta Didik Sejak Usia Dini 


Mengenali minat dan bakat anak sejak usia dini akan sangat bermanfaat bagi orangtua untuk mengarahkannya secara tepat dan sesuai usia. Minat dan bakat anak nantinya akan menjadi life skill, yaitu kemampuan khusus untuk dapat bertahan hidup dan menjadi berhasil. Ini menjadi bekal yang sangat bermanfaat hingga mereka dewasa nanti.

 Sahabat Keluarga dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan 5 tahap bagaimana mengembangkanminat dan bakat anak sejak dini: 


1. Memberikan stimulus Beri rangsangan pada anak untuk bisa lebih bereksplorasi terhadap diri dan lingkungan. Orangtua dapat memulai dengan memberi kesempatan pada anak mengenal berbagai macam bentuk kegiatan, olahraga, hobi, musik, atau berbagai jenis pekerjaan di sekelilingnya. Tentunya hal ini perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan ringan dan menyenangkan sesuai usia anak.

Sebagai contoh, orangtua dapat mengajak anak ke lapangan untuk melihat berbagai macam jenis olahraga, menghadiri pertunjukan musik ramah anak, menyaksikan pentas-pentas kesenian atau dengan berjalan-jalan di taman bermain. Melalui stimulan ini, orangtua dapat mendeteksi apa yang menjadi minat dan bakat anak.

2. Mengamati tingkah laku Dalam tahap ini, orangtua mulai mengobservasi pada jenis kegiatan apa anak merasa senang, ingin melakukan berulangkali, atau merasa tertarik sehingga selalu ingin tahu lebih banyak. Sebagai contoh, setelah beberapa kali diajak main di lapangan olahraga, anak merasa tertarik dengan sekumpulan orang yang bermain sepatu roda, maka orangtua dapat mengajak anak lebih mengenal olahraga menarik perhatiannya itu. 

3. Perhatikan kecerdasan  Tidak ada anak yang tidak cerdas. Setidaknya ada 9 jenis kecerdasan dimiliki anak, yaitu kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan ekstensial. Sembilan kecerdasan ini sering disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligence) hasil penelitian Dr Howard Gardner, Harvard University. Teori ini dapat digunakan sebagai bahan acuan orangtua dalam menggali minat dan bakat anak. Bisa saja seorang anak tidak cakap dalam berhitung tapi sangat lincah dalam gerak dan olah tubuhnya, sehingga ia sangat berbakat di kegiatan olahraga seperti senam (gymnastic). 

4. Beri ruang eksplorasi Bila orangtua sudah mengetahui bakat dan minat anak, maka langkah selanjutnya  memberikan ruang tepat agar bisa mengekspresikan kemampuan. Mendekatkan anak dengan orang yang ahli dengan aktivitas yang ia sukai, bergabung dengan perkumpulan yang sesuai bakat dan minat anak adalah salah satu cara memberikan ruang gerak aktif bagi mereka. Selain itu, eksplorasi bakat dan minat anak juga bisa dilakukan dengan mengikuti berbagai perlombaan sesuai bakat dan minatnya sehingga anak akan semakin percaya dengan diri.

 5. Memberi dukungan positif Hargai setiap usaha yang telah dilakukan anak. Keluarga dan lingkungan (teman, guru, tetangga) berperan besar dalam pemupukan minat dan bakat anak sejak dini. Dibutuhkan dukungan positif agar anak dapat mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal. Bentuk dukungan bukan hanya secara materi namun terlebih perhatian dan waktu. Pujian atau apresiasi sederhana dapat memberikan dampak besar dalam mendukung anak mengembangkan minat dan bakatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar