Jumat, 04 September 2020

Pemahaman Diri: Konsep Diri dan Potensi Diri

 A.    Pemahaman Diri

Pemahaman diri merupakan suatu bentuk upaya pencitraan diri seseorang tentang bagaimana individu tersebut memahami akan kekurangan dan kelebihannya. Maka individu tersebut akan membentuk rasa percaya diri yang timbul dari pemahaman dirinya. Karena, orang dengan percaya diri batin juga sangat sadar diri. Mereka tidak terus menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan, pikiran dan perilaku mereka, dan mereka selalu ingin tahu bgaimana pendapat orang lain tentang diri mereka. Kalau seseorang memiliki pemahaman diri yang baik, mereka akan :
·         Sangat menyadari kekuatan mereka dan karena itu jauh lebih mampu mengembangkan kemampuan mereka sepenuhnya.
·         Mengenal kelemahan dan keterbatasan mereka dan karena itu kecil kemungkinan mereka membiarkan diri mengalami kegagalan berulang kali.
·         Tumbuh dengan kesadaran yang mantap tentang identitas mereka sendiri dan karena itu mereka jauh lebih mampu dan puas menjadi seorang ‘pribadi’ dan tidak mengikuti begitu saja ‘khalayak ramai’.
·         Cenderung mempunyai teman-teman yang ‘tepat’ karena mereka tahu apa yang mereka inginkan dari persahabatn itu.
·         Terbuka untuk menerima umpan balik dari orang lain dan tidak selalu melonjak untuk membela diri, begitu dikritik orang.
·         Mau dan sedia mendapat bantuan dan pelajaran karena mereka bukan ‘orang yang serba tahu’.
Apabila kita sudah memahami tentang dirinya maka akan timbul citra diri. Maksudnya adalah jika kita memiliki citra diri positif, maka kita akan mengalami berbagai macam hal positif sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra positif adalah orang yang beruntung. Adapun pemahaman diri dalam pencitraan diri, yang dapat menampilkan pemahaman individu tersebut dalam mengenal dirinya, diantaranya :
1.      Citra Diri Positif Membangun Pemahaman Diri
Citra diri positif adalah kunci sukses secara alamiah dalam membangun percaya diri. Mencintai dan memahami diri sendiri itu sangat penting karena telah mensyukuri apa yang diberikan allah kepada diri sendiri. Citra diri yang positif membuat mereka menikmati banyak hal yang menguntungkan, antara lain:
v  Membangun Percaya Diri
Citra diri yang positif secara alamiah akan membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci sukses. Orang yang mempunyai citra diri positif tidak akan berlama-lama menangisi nasibnya yang sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya yang positif mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang masih bisa dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan lagi dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut.
v  Meningkatkan Daya Juang
Dampak langsung dari citra diri akan pemahaman diri yang positif adalah semangat juang yang tinggi orang yang memiliki citra diri positif, percaya bahwa dirinya jauh lebih berharga daripada masalah, ataupun penyakit yang sedang dihadapinya.  Ia juga bias melihat bahwa hidupnya jauh lebih indah dari segala krisis dan kegagalan jangka pendek yang harus dilewatinya.
Segala upaya dijalaninya dengan tekun untuk mengalahkan masalah yang sedang terjadi dan meraih kembali kesuksesan yang sempat. Inilah daya juang yang lebih tinggi yang muncul dari orang dengan citra diri positif.
2.      Manfaat Citra Diri Positif Dalam Pemahaman Diri
Seseorang yang memiliki citra diri yang positif akan mendapatkan berbagai manfaat, baik yang berdampak positif bagi dirinya maupun untuk orang-orang di sekitarnya. Manfaat yang dirasakan oleh individu tersebut akan membawa pemahaman diri yang positif dan lingkungannya tersebut adalah :
v  Membawa perubahan positif
Orang yang mempunyai citra diri positif senantiasa mempunyai inisiatif untuk menggulirkan perubahan positif bagi lingkungan tempat ia berkarya. Mereka tidak akan menunggu agar kehidupan menjadi lebih baik, sebaliknya mereka akan melakukan perubahan untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik.
v  Mengubah Krisis Menjadi Keberuntungan
Selain membawa perubahan positif, orang yang memiliki citra positif juga mampu mengubah krisis menjadi kesempatan untuk meraih keberuntungan. Citra diri yang positif mendorong orang untuk menjadi pemenang dalam segala hal. Menurut orang-orang yang bercitra diri positif, kekalahan, kegagalan, kesulitan dan hambatan sifatnya hanya sementara.

Fokus perhatian mereka tidak melulu tertuju kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, melainkan fokus mereka diarahkan pada jalan keluar.
3.      Cara Meningkatkan Citra Diri
·   Menghargai diri sendiri
·   Mengenali diri sendiri
·   Menyusun tujuan
·   Berpikir positif
·   Melakukan yang terbaik
·   Hadapi ketakutan
·   Memandang kritik sebagai hal yang membangun
·   Be your self
·   Enjoy your self
·   Mendekatkan diri dan bersyukur kepada Allah SWT
4.      Keperibadian sebagai bentuk citra diri positif
·   Kepribadian karena bawaan (genetic) dapat membentuk citra diri positif dalam penyesuaian diri kepekaan untuk memahami diri.
·   Kepribadian terbentuk karena lingkungan keluarga, sekolah atau social budaya dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian.
·   Kepribadian karena bawaan serta lingkungan dapat menyebabkan timbulnya AKU/DIRIKU dalam seseorang.
·   Kepribadian merupakan keadaan pembentukan citra diri positif karena dapat mengenal diri sendiri,memahami diri sendiri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
·   Contoh mengenal diri sendiri: saya ramah, saya gemuk, saya kurus, saya hitam,saya pendek, dll
5.      Mengapa harus mengenal diri sendiri?
·   Mengetahui identitas diri
·   Mengetahui presepsi sendiri tentang diri sendiri.

B. Konsep Diri
Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa pengertian.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu.
Beberapa ahli merumuskan definisi konsep diri, menurut Burns (1993: vi) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7). Adapun komponen Konsep Diri adalah:
·   Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak sadar. Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
·   Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita.
·   Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut.
·   Peran diri adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.
·   Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai sesuatu yang utuh.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkahlaku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya. Adapun pembentukan konsep diri. Diantaranya :
Konsep diri merupakan faktor penting didalam berinteraksi. Hal ini disebabkan oleh setiap individu dalam bertingkahlaku sedapat mungkin disesuaikan dengan konsep diri. Kemampuan manusia bila dibandingkan dengan mahluk lain adalah lebih mampu menyadari siapa dirinya, mengobservasi diri dalam setiap tindakan serta mampu mengevaluasi setiap tindakan sehingga mengerti dan memahami tingkah laku yang dapat diterima oleh lingkungan.
Dengan demikian manusia memiliki kecenderungan untuk menetapkan nilai-nilai pada saat mempersepsi sesuatu. Setiap individu dapat menyadari keadaannya atau identitas yang dimilikinya akan tetapi yang lebih penting adalah menyadari seberapa baik atau buruk keadaan yang dimiliki serta bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut. Tingkah laku individu sangat bergantung pada kualitas konsep dirinya yaitu konsep diri positif atau konsep diri negatif.
Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
vMerasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
vMerasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
vMenerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
vMerasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
·   Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.
·   Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.
·   Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
·   Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.
·    Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.
Sebenarnya diri ini seperti apa, aku ini seperti apa, who am iDalam kehidupan selanjutnya yang akan membentuk individu itu adalah lingkungannya, pengaruh dari lingkungan itu akan banyak berdampak pada diri individu, jati diri adalah suatu hal yang sangat misterius. Siapa aku? aku ini sebenarnya bagaimana? kenapa aku begini? pertanyaan inilah yang akan terus membesit keluar dari diri setiap insan, hasilnya adalah individu berusaha untuk memahami dirinya seutuhnya, alasan kenapa ia ada dan hidup.
Memahami diri adalah hal yang paling utama bagi setiap insan dikarenakan dengan paham akan diri, setiap konsep diri, potensi dan bakat yang ada akan terkuak dan terbuka lebar ini adalah hal yang urgen bagi manusia untuk memenuhi tugas perkembangannya. Terkadang ada hal-hal yang diluar pikiran artinya yang sebelumnya tidak terpikirkan menjadi ada, dikarenakan proses pencarian siapa aku ini sebenarnya. Begitu pentingnya mencari siapa aku ini sebenarnya.
Dengan menemukan bakat dan potensi yang ada akan membuat seseorang mengerti akan dirinya “oh rupanya saya itu cocoknya jadi insinyur, rupanya saya cocok jadi dokter, oh rupanya saya cocok jadi teknisi, oh rupanya saya cocok jadi desainer untuk menjadi semua hal ini butuh bakat, potensi dan ditunjang oleh minat. Bukan hanya dari pencarian saja individu bisa tahu kemana arah tujuan hidup dan orientasi masa depan, tetapi orang disekitar juga membantu proses ini, contoh : teman-teman berkata kamu itu saya lihat berbakat dalam hal desainer, karna setiap membuat gambar perspektifnya selalu bagus dan tepat. Ini adalah contoh kecilnya. Inilah yang membentuk konsep diri, bukan hanya sebatas untuk bakat dan potensi saja.
Konsep diri diperlukan individu untuk berinteraksi dan menentukan seharusnya sikap yang ia tampilkan terhadap lingkungan dan orang yang ada disekitarnya. Bahkan dalam pencitraan diri, diri ini akan sesuai dengan konsep yang kita bentuk sendiri, jika seseorang menyatakan ia adalah orang gagal, jadilah ia orang gagal, jika ia berkata ia adalah seseorang yang berhasil dan akan berusaha mengubah hidupnya, maka hal itulah yang akan terjadi, Kenapa? karena itulah gambarannya tentang dirinya sendiri, bagaimana karakteristiknya, sifat, sosial emosionalnya dan prestasi, semua itu akan dibentuk dan dipengaruhi oleh konsep diri yang ia tanam pada dirinya.
2.      Konsep Diri Mempunyai Dua Tingkatan
Ø  Tingkatan yang pertama yaitu aku sendiri.
Aku diri adalah pengalaman sebagai hasil subjektif tentang kondisi diri pribadi sendiri, ada pemahaman yang secara tidak sadar sudah terbentuk. Kita akan mengetahui diri kita seperti yang kita pahami. Karakteristik dan kondisi kejiwaan seseorang dibentuk oleh aku diri ini.
Sebagai tingkatan pertama aku sendiri adalah tingkatan paling bawah dari wujud kesadaran seseorang akan konsep dirinya, aku sendiri adalah wujud dari pencarian dan gambarannya tentang dirinya yang berusaha untuk diungkap dan dipahami. Dalam tingkatan aku sendiri ini individu merasakan dan menetapkan dirinya adalah seperti ini, contoh ia merasa dirinya adalah seorang yang pendiam suka menyendiri dan acapkali gagal dalam setiap test ataupun ujian maka seperti itulah dirinya ia akan selalu menjadi pribadi yang intorvert, tapi tunggu dulu! tidak selamanya akan jadi seperti ini. Ada faktor lain yang akan mengubah aku sendiri ini.
Aku sendiri ini unik relatif dan elastis, aku sendiri ini berbeda pada setiap orang sesuai dengan karakteristik, pengaruh lingkungan sosial, bakat, minat dan kecakapannya.
Ø  Aku sosial adalah tingkatan kedua dari tiga tingkatan keakuan ini.
Aku sosial adalah gambaran individu berdasarkan penilaian lingkungan dan orang-orang yang berada disekitarnya, persepsi orang lain terhadap diri individu akan berbeda-beda inilah yang mempengaruhi aku sosial ini. Tahukah individu tersebut tentang karakteristik dua orang akan berbeda jika yang satu dibesarkan dalam lingkungan yang sering memuji dan yang satu dibesarkan dalam lingkungan suka mengkritik.
3.      Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :
·   Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain.
·   Berkembang secara bertahap.
·   Ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan (positif).
·   Ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif (negatif).
·   Merupakan aspek kritikal yang mendasar dan pembentukan perilaku individu.


C.    Potensi Diri
Potensi diri merupakan suatu gambaran citra diri individu tentang sejauh mana kita mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri, sejauh mana kita punya sesuatu yang kita rasakan bernilai atau berharga di dalam diri sendiri.
Citra diri yang sehat sangat penting untuk dimiliki oleh semua orang untuk bidang apapun. Bagaimana kita melihat diri sendiri sangat mempengaruhi seberapa baik dan seberapa jauh kita menjalani kehidupan. Itu sebabnya Mark Browser berpendapat “Jika seseorang yang mempunyai profesi namun tidak memiliki citra diri yang baik, maka orang tersebut tidak akan berhasil di bidangnya.
Orang yang memiliki citra diri yang positif adalah orang yang telah mampu menerima, menghargai dan menyukai dirinya sendiri serta orang lain. Dengan dasar dimana individu tersebut mengetahui akan potensi dirinya, orang ini akan relatif lebih mudah untuk membangkitkan rasa percaya diri dalam melakukan pencarian prospek kedepannya. Cara kita memperbaiki potensi diri, di antaranya :
o   Intropeksi diri
o   Merasa terus kecewa dengan diri sendiri apabila selalu merasa mengecewakan orang lain.
o   Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berusaha memperbaiki diri.
o   Menerima kritikan untuk diperbaiki lagi.
Adapun aspek-aspek memahami akan potensi diri dari setiap cara hidup yang ada:
1. Watak / karakter
Watak atau karakter, kepribadian (personality) menurut Allport adalah satu dan semua akan tetapi bisa berbeda bila dipandang dari segi yang berlainan. Kalau kita hendak menggunakan norma atau menggunakan penilaian, maka lebih tepat dipergunakan istilah “watak” dan kalau kita tidak memberikan penilaian atau hanya memberikan gambaran apa adanya maka dipakai istilah “kepribadian”.
2. Bakat
Bakat yaitu kemampuan individu untuk melakukan sesuatu dengan sedikit sekali tergantung pada faktor latihan, hal ini sering juga disebut bakat khusus. Sedang bakat umum adalah kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu yang berkaitan dengan intelegensi. Bakat merupakan potensi-potensi yang berisi kemungkinan untuk berkembang kesuatu arah. Bakat bukanlah sesuatu yang terjadi dan terbentuk pada waktu individu dilahirkan, tetapi baru merupakan potensi-potensi saja, agar potensi ini menjadi nyata/terwujud dibutuhkan kesempatan untuk mengaktualisasikan bakat-bakat tersebut, karena itu ada bakat yang tidak dapat berkembang karena kesempatan kurang atau tidak memungkinkan, sehingga muncul istilah bakat terpendam.
3. Minat/Inters
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang biasanya diikuti dengan perasaan senang, apa yang direnungkan individu sehari-hari seringkali mempengaruhi minat individu tersebut dalam mempelajari sesuatu. Jika sejak dini individu diperkenalkan atau diberikan informasi yang menarik tentang sesuatu hal, maka potensi yang di miliki individu tersebut akan lebih menonjol.
4. Cita-cita
Cita-cita atau keinginan merupakan tujuan atau hal yang ingin dicapai pada kehidupan mendatang. Oleh karena itu belajar yang efektif baik dan teratur diyakini dapat membantu tercapainya cita-cita yang diinginkan.
5. Sikap
a.  Pengertian Sikap
Menurut Bimo Walgito, sikap adalah sebagai suatu efek baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungan dengan obyek psikologis. Efek positif yaitu senang, dengan demikian adanya sikap menerima atau setuju. Sedangkan efek negatif adalah adanya sikap menolak atau tidak senang. Sedang menurut Allport yang dikutip oleh Azwar pengertian sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu yaitu cara kecenderungan yang menghendaki adanya respon.
b. Ciri-ciri Sikap
o   Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan tersebut.
o   Sikap tidak berarti berdiri sendiri melainkan mengandung relasi atau hubungan tertentu terhadap obyek.
o   Sikap dapat berubah
o   Sikap mengandung motivasi yang mendorong individu terhadap obyek tertentu.
Kalau kita lihat kelebihan dan kekurangan diri seseorang baik dari aspek fisik maupun psikis, kita sebagai manusia tidak ada yang sempurna pasti ada kekurangan dan lebihnya, namun demikian apabila kita dapat menerima dengan apa adanya dan beraktivitas yang positif, segala kekurangan yang ada baik dari aspek fisik yaitu keadaan lahiriah yang mudah dikenali secara langsung maupun dengan alat ukur tertentu.
Misalnya, identitas diri (Jenis kelamin, umur, warna kulit, tinggi badan, berat badan, keturunan, dll) kesehatan dan panca indra, maupun psikis seperti terurai diatas dapat menjadikan individu yang berkualitas. Selain aspek fisik yang diuraikan diatas masih ada beberapa aspek kondisi psikis yang mencakup aspek-aspek psikologis, yaitu :
1. Aspek Intelektual
  Tingkat kecerdasan
  Kecepatan realisi
  Kapasitas ingatan
  Bakat khusus
2. Aspek Emosional
  Reaksi terhadap suatu kejadian atau peristiwa
 Suasana hati : pemarah, pendiam, ramah, sedih,penuh perhatian, gembira, cemburu, optimis, pesimis, dll.
3. Aspek Kemauan
   Baik atau tidaknya hubungan antara kemauan dengan intelektual dan emosinya
  Mudah putus asa atau tabah
  Suka menggali kemampuan sendiri atau mudah menggantungkan diri kepada orang lain
4. Konsentrasi
  Serius atau mudah terpengaruh dalam beraktifitas
5. Hobby
  Senang terhadap aktivitas fisik, psikis, seni, bisnis, dll
6. Aspek spiritual
  Kuat lemahnya akidah
  Ikhlas beramal atau riya’ (ingin dipuji orang lain)
  Lebih mementingkan kesenangan duniawi daripada ukrowi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar